Pages

Wednesday, January 30, 2008

Cuik, ikon kota Rumbai

Tugas kantor memanggil saya untuk datang ke Rumbai.  Tiket dan akomodasi sudah diurus oleh mbak Vonny sang sekertaris.  Jadwal meeting sudah di atur.  Materi meeting? “hmmm itu semua sudah ada di sini” kata saya sambil menunjuk kepala saya sendiri hahahaha

Buat saya dan mbak Fifi, yang lebih penting untuk diatur sekarang adalah rencana makan-makan.  Jangan sampai acara kerja mengganggu jadwal makan-makan.  Setuju?

Yang terlintas pertama kali sewaktu saya diminta ke Rumbai adalah makan siang di warung Cuik.  Warung ini terletak di Bom Lama, Rumbai, dekat kantor Traffic Caltex lama.  Dulu, saya bingung… apa yang orang cari dari warung ini?  Warung yang mmm not so hygienic, ramai dan selalu penuh dengan pengunjung yang menunggu tempat kosong, serta pemilik warung yang bernama Cuik yang seingat saya tidak pernah pakai alas kaki.

Warung ini ngangeni… jalan menuju warung yang becek dan kadang bikin slip roda mobil.. itik-itik berkeliaran, jembatan kecil yang harus dititi untuk sampai ke warung, kolam ikan patin di depan warung, dan bangku serta meja kayu sederhana di dalam warung.

Aroma asap menyambut kedatangan saya, membuat saya jadi penasaran ingin melongok lagi dapur Cuik.  Apakah sudah berubah atau masih seperti kunjungan terakhir saya ke sana?

Dapurnya masih tetap tradisional, dengan dua tungku api, dan 2 wajan besar di atasnya.  Kalau beruntung, kita bisa lihat gulai ikan baung menggelegak dalam wajan dan ayam goreng di wajan satunya.  Ada meja panjang dengan piring-piring lebar yang berisi aneka masakan yang siap hidang.  Biasanya, piring-piring berisi lauk itu sudah ada pemiliknya.

Masakan khas dari warung ini berupa gulai baung, baung salai balado, udang goreng, ikan pantau goreng, dan ayam kampung goreng.  Tidak lupa rebusan daun singkong, sambal lado mudo, dan emping goreng disiram kuah gulai sebagai pelengkap.

Ikan baung merupakan ikan air tawar, menyerupai lele tapi beda dari ikan patin.  Nah lho? Bingung kan? Enak tentu.. tapi saya lebih suka ikan baung daripada patin, karena ikan baung lebih sedikit lemaknya dibanding ikan patin.

Menurut beberapa kawan, gulai baung adalah juara di warung ini.  Kuah gulai yang kental, asam kandis dan tomat hijau yang banyak untuk membantu menetralisir bau anyir ikan, kembang bawang yang manis, dan ikan baung yang gemuk padat dagingnya tapi tipis lemaknya.  Lidah saya sendiri lebih cocok dengan gulai baung di kampung Sidingingan, yang baungnya asli tangkapan sungai Rokan.  Daging ikannya lebih ‘manis’ dengan bumbu yang meresap sampai daging bagian dalam.

Baung salainya? Mmmm… enak! Ikan baung yang diasap, bagian luar yang kering kehitaman dan aroma asapnya masuk sampai ke dagingnya.  Bikin seorang kawan di Winnipeg merem melek membayangkan, sewaktu saya ceritakan tentang ikan baung salai ini padanya.  J 

Ikan pantau goreng selalu jadi rebutan.  Tidak hanya enak untuk lauk teman makan nasi, tapi juga enak untuk dicemil sambil menunggu hidangan berikutnya.  Rasanya gurih, renyah dan awet kering.  Bentuknya seperti wader atau ikan bilih, dengan ukuran yang lebih kecil.

Cuik tak segan menolak permintaan tambah lauk dari pengunjung.  Jadi, supaya bisa makan dengan nikmat di warung ini, perlu pesan sebelumnya.  Ini serius!  Karena kalau tidak, besar kemungkinan kita akan kecewa kalau datang setelah jam 11:30 siang.  Selamat makan, semuanya!

Foto si Cuik ini saya ambil dari sini

Wednesday, January 23, 2008

Pindah Ruangan...

Pagi ini boss saya yang terhormat mr. JBRO kelihatan cerah ceria, pakai kemeja warna pink dan tebar senyum sana sini.. semua orang ditanya kabarnya!

 

”Hello nining, how r u?”

”Lucy, r u OK?"  *gubrak… makanyaaa, melek dong neng! Udah siang nih…*

 

Gak lama sesudahnya, mr. JBRO menelpun dan meminta saya datang ke ruangannya.  Katanya, saya harus belajar template BPlan yang naudzubillah banyaknya itu.  Please deh pak! saya kan sudah pakai template itu tahun lalu... lancar aja kan?”  *yang ini ngomongnya dalam hati*

 

Katanya lagi, saya bakal ngurusin operating group yang beda tahun ini.  Ooooh, itu maksudnya... Operating group yang ini emang bikin mumet… Unik, produknya banyak, bloknya banyak, pemiliknya beda-beda pula!  Yah, kamu benar boss!!  *aturan no #1: boss tidak pernah salah, kalo boss salah kembali ke aturan no#1* 

 

Sehubungan dengan tugas baru itu, dia minta saya pindah ruangan, tukar dengan pak DI, yang artinya ruangan saya bakal bersebelahan dengan boss saya. Whuaaaaaa….. *nangis bercucuran darah* 

 

Masa-masa indah saya bekerja sambil mendengarkan musik keras-keras akan segera berakhir…  Aaaah, saya kangen LWN! Boss saya di Duri, teman berbagi koleksi mp3 dan tukar pinjam dvd bajakan!

 

Mungkin juga ini satu cara boss saya untuk memisahkan saya dari Lucy, belahan jiwa yang duduk di cubicle depan ruangan saya…  Maklum, saya sering cekikikan di tempat Lucy dan itu terlihat jelas dari ruangan boss saya!

 

Inaaaa, seandainya tadi kamu gak buru2 pulang!  Bisa dipastikan, kita masih ceting via communicator... dan bisa dipastikan pak boss menyangka saya sudah mulai kerja! Boss saya rada sungkan kalau dia lihat saya sedang agak 'sibuk'... hahahaha

 

Pindahan lagi... packing lagi...ngurus no telpon lagi...

Jauh dekat, capeknya sama saja!

 

gambar dari sini

Monday, January 7, 2008

Pulau Bangka, banyak pantai dalam satu hari

Daerah tujuan wisata utama di Pulau Bangka adalah pantai.  Dalam 1 hari, bisa 5 pantai yang dikunjungi.  Pantai pertama adalah Pantai Pasir Padi.  Pantai ini mirip Kuta Bali, dengan pantai pasir yang landai dan panjang.  Sayang, agak mendung hari itu

Kami makan siang di restoran tepi laut, namanya Biru Laut.  Makanannya: Udang goreng, ikan jebung bakar, dan ikan pari kuah kuning :)  Yang istimewa di sini adalah sambelnya.  Sambal, dengan rasa terasi yang dominan.  Kalau kurang pedas, bisa ditambah cabe rawit merah.  Jangan lupa perasan jeruk kuncinya.  Oh iya, jeruk kunci ini mirip sekali dengan lemon cui khas menado.  Sebelumnya saya kira itu jenis jeruk yang sama, hanya beda nama karena beda daerah.  Tapi menurut seorang kawan pakar kuliner Menado, jeruk kunci beda dengan lemon cui.  Jeruk kunci lebih tebal kulitnya.  Thanks, mbak Ema buat infonya!

Selanjutnya kami ke arah Sungai Liat.  Kota Sungai Liat lebih besar dan lebih ramai dari ibukota Pangkal Pinang.  Kami mampir sejenak di Pantai Anyar.  Mmmm, pantai ini keliatan seperti wajah saya yang bopengan dan jerawatan akibat penambangan timah liar.  Bukit-bukit pasir bekas galian yang dibiarkan begitu saja, juga lubang-lubang yang tidak direklamasi.  Sayang deh

Dari sana, kami meluncur ke Pantai Tanjung Pesona.  Menjelang senja, ada ajakan untuk menunggu matahari terbenam.  Wakakaka kita ada di sisi timur kali… jadi gak bakal dapat pemandangan matahari terbenam.  Pantai ini lebih berbatu dan berombak besar jika dibanding Pantai Pasir Padi yang berpasir dan tenang.

Pagi hari berikutnya, pindahan hotel ke Parai Resort di kabupaten Pangkal Pinang.  Di jalan, sempat mampir ke Pantai Matras.  Mirip-mirip Pantai Pasir Padi deh. 

 

Begitu masuk kawasan resort, mata saya langsung menangkap tulisan Puri Ayu Martha Tilaar.  Waaaaa, saya bisa spa di sini J Sebuah ide jenius langsung keluar dari kepala Amel.  Gimana gak jenius, klo jauh-jauh dari Jakarta kami berdua malah mau spa di suatu tempat yang tenang dan jauh dari keramaian di satu sudut pulau Bangka.  Kami berdua langsung pesan tempat untuk sorenya.

Selanjutnya, kami mengeksplorasi Pantai Parai Tengiri.  Konon kabarnya, mantan presiden pertama RI pernah tetirah di daerah ini.  Beliau menamakan pantai itu pantai Parai Tengiri, karena berada di daerah Parai.  Pantai ini merupakan private beach, yang pengunjungnya hanya tamu hotel atau siapa saja yang mau membayar sejumlah uang yang cukup besar nilainya untuk selembar tiket masuk.

Bangunan hotel terletak di atas bukit, dan di bawahnya membentang pantai yang berbatu, berpasir, dan bonus daratan kecil yang menjorok ke laut.  Awalnya kami ingin main banana boat atau jetski di pantai itu.  Tapi kesibukan pihak hotel mempersiapkan acara tahun baru, membuat segala bentuk layanan hiburan di air itu menghilang.... wuuuuh, turun deh nilainya!  Akhirnya kami hanya menceburkan diri ke pantai, main air dan foto-foto sepuasnya.

Tibalah waktu yang ditunggu.  Going to the spa!  Kami berdua sama-sama pilih Dewi Sri Spa – Sensual.  ”Biar badan loe jadi sensual!” hahahaha  Karena masing-masing dapat private room, gak jadi deh rencana dipijet dan dilulur sambil ngobrol seru seputar hidup dan cinta J

Hmmmm merem melek keenakan saya menikmati pijatan dan mendengar alunan musik yang menenangkan.  Tidak terasa, 3 jam saya cuci otak dan cuci badan.  Acara itu ditutup dengan segelas wedang jahe hangat.  I feel good and sensual! Hahahaha

Malamnya, acara pergantian tahun dilewatkan di dalam kamar.  Kenapa?  Saya ngantuk, dan kekenyangan!  Oh iya, makan malam saya di sana berupa Juju Steak.  Daging sapi yang diiris tipis, dimasak di atas batu koral kecil panas.  Sambil makan, mulut kami berdua tetap gak berhenti ngoceh.  Gila, ngomongin apa aja sih kita?

Tau gak? Airport tax di Bangka cukup Rp 8,000 saja.  Pantas, airportnya begitu sederhana hahahaha

Ayo ngomongin rencana liburan berikutnya!  Dan yuukkk, mari menabung J

Palembang, bukan cuma pempek

A perfect time to get away from my routines.

No work

No computer

No emails

Palembang, adalah tujuan pertama.  Di kota ini, cukup sehari saja.  Airport Palembang, baguuusss!! Modern, futuristic, kayak di film-film hehehehe  Dari airport langsung menuju penginapan, dan dari sana langsung... tarik maaang!

Sudah bisa ditebak, pempek asli palembang adalah tujuan berikutnya.  Makan-makan beneran jadi acara utama di Palembang.  Mmmm...pempek Candy, Mie Celor asli Palembang, dan pempek lenggang.  Pempek Candy ini menerima pesanan dari luar kota, dan akan dikirim dengan paket super ekspress.

Mampir ke Mesjid Agung Palembang.  Unik, karena ada unsur tionghoa di mesjidnya selain dominasi ukiran khas Palembang.  Saya sempatkan sholat di sana dan tidak lupa foto-foto sesudahnya.

Kami makan malam di resto terapung di sungai Musi.  Untuk mencapai restoran itu, kami harus naik perahu dulu.  Seru, perahu kecilnya digoyang ombak sungai Musi.  Kami pesan masakan khas Palembang berupa pindang ikan baung, kerang cabai, dan ikan kecil goreng yang mirip ikan wader di Jawa atau ikan bilih di SumBar.  Saya suka pindang baungnya.  Rasa asamnya pas, plus taburan daun kemangi jadilah pindang ikan yang segar.

Terus main ke Jembatan Ampera.  ”Gak terasa yah..kalau kita sedang di atas jembatan!” hahahaha  Kelihatannya, Palembang sedang bebenah diri menyambut program Visit Musi 2008.

Jam 4:30 pagi, check out from the hotel to catch up the plane to Pangkal Pinang Bangka.  Sekali lagi, saya sempatkan berkeliling menikmati airport Palembang J

Sunday, January 6, 2008

Isi Kameramu...Kebaikanmu...

Ina, ijinkan saya memakai judul yang hampir sama dengan judul tulisanmu.  Sebabnya, cerita ini terjadi juga padaku di liburan yang lewat.

Saya asyik ceklak ceklik sendiri dengan kamera anyar.  Saya kalap liat pemandangan pantai-pantai indah  P. Bangka yang jarang dijamah.  Sampai tidak sadar kalau saya tidak pernah ambil foto diri sendiri.  Saya memang tidak terbiasa menandai saya pernah ke sana, atau ke sini, dengan foto diri saya di suatu lokasi hehehe  Saya juga belum menemukan sudut terbaik dari diri saya untuk diambil fotonya dengan harapan bakal mirip JLo... hahaha

Sampai pagi ini saya ceting dengan Amel, teman seperjalanan.  Dia bilang,"mbak...banyak foto mbak di kameraku" 

Yah, Mel.. terima kasih buat kebaikanmu... jangan pernah menyesal, anggap aja itu tabungan amal buat masa depan nanti... :))

Waaaah, kok ceritanya sama persis dengan Ina & Thole ya?

Saya mau narsis dikit yah... ini satu foto saya, yang diambil oleh Amel di Pantai Parai Tenggiri, Bangka.

Setelah Liburan...

Liburan panjang saya baru saja selesai... Tapi saya sudah pengen liburan lagi hehehe
*saya masih nulis cerita liburan di Palembang dan Bangka, juga Bandung dan masih pilih-pilih foto*

mmmm, kapan lagi ya bisa liburan enak seperti kemarin?
Maret... Agra & Himalaya sudah memanggil. Jantung rasanya deg2an tiap kali ingat ini hehehe
Agustus... pengen belajar diving bersama dengan 2 orang teman baik! Asyik kan? ;-)

Boros? Emang!!! Banget!!! Dompet tipis tapi hati senang... itu yang penting! hahaha
*jadi inget dulu jaman kuliah waktu liburan ke Bali sama Ira, Nana, Epi...duit yang tersisa didompet cuma 200 perak sampe akhir bulan*