Ahhh, sebenarnya saya segan menuliskannya di sini. Kuatir akan ada pihak-pihak yang tidak berkenan. Tapi akhirnya saya memutuskan untuk menuliskannya, sekaligus untuk mengingatkan pihak terkait kalau kebetulan baca tulisan ini. Terus terang saya capek, mengingatkan lewat sms, YM, email, atau telpon. Masih bagus saya tidak kirim debt collector.. wakkakaka peaceee...
Berawal di tahun 2008. Bertujuan ingin membantu seorang teman yang kesulitan mendapatkan KPR karena alasan ini itu dari pihak bank, saya mulai mengucurkan KTA *KTA = kredit tanpa agunan, sebutan KTA ini untuk memudahkan saja* Bagi teman yang satu ini, KTAnya dipakai buat tambahan DP rumah. OK, case ini saya pakai buat percobaan. Apabila lancar, saya anggap saya lulus ujian untuk memberikan bantuan kepada orang lain di kemudian hari. Alhamdulillah, saya anggap lulus ujian, lewat teman ini. Pembayarannya berupa sejumlah cicilan yang disepakati dari awal, terbayar lancar tiap bulan. Sampai tiba waktunya cicilan ke...katakanlah ke sekian.. Mulai tersendat, dibayar separuh tiap bulannya. Saya mengerti, teman satu ini sedang berjuang dengan bisnisnya.
Beda lagi dengan teman lain. KTA buat liburan. Hehehe hayuk aja, asal jelas mekanisme pembayarannya. Teman yang satu ini, unik. Kalau bayar tidak pakai cara cicilan. Tapi jebret, langsung dibayar tuntas, lunas! Makasih ya, darling... Besok-besok, ajak gue nape klo pengen pelesir...
Terus, ada lagi teman yang KTA buat tambahan beli mixer KA. Ah, ini mah cincai lah.. kalao bayaran gak lancar, diganti pisang sepohon tiap bulan, saya tidak keberatan.. Alhamdulillah, cepet beres, sesuai komitmen... dilanjut dengan KTA berikutnya, buat tambahan beli piano.. Permintaan KTA dibaca ketika saya sedang berada di tengah kemacetan. Belajar dari pengalaman KTAnya yang pertama, saya tentu saja berani mengucurkan dana segar untuknya. Alhamdulillah, sebulan kemudian, jebret, ditransfer lunas...
Ada juga yang ambil KTA, karena kesulitan keuangan dalam keluarga. Suami tiba-tiba jobless, pemasukan berkurang secara signifikan. Saya lupa persisnya, bagaimana komitmen di awal dan mekanisme pembayarannya. Pada akhirnya, hal ini menyulitkan saya, dalam arti pembukuan dan arus keuangan yang tidak pasti setiap bulannya. Sebenarnya, ini kesalahan saya, tidak minta komitmen secara jelas di awal. Saat itu saya sedang sibuk dengan pekerjaan saya.
Terakhir sebelum berangkat umrah, ada teman yang mau KTA karena orang tuanya sakit. Huhuhu tentu saya tidak akan membiarkan teman saya kesusahan mengingat biaya berobat sekarang yang mahal... Lagi-lagi, saya lupa untuk meminta komitmen di awal. Sampai kemudian teman saya mengabarkan dia akan melakukan perjalanan panjang sehubungan dengan pekerjaannya. Untuk itu, saya mengingatkan dia akan salah satu kewajibannya sebelum dia pergi. Dia minta keringanan untuk membayar setengah dari hutangnya bulan Mei nanti, setelah dia menerima pembayaran atas pekerjaannya. Hmmm, setengah dari hutangnya itu jumlahnya cukup besar. Menurut saya, lebih baik dicicil dengan jumlah pasti tiap bulan, daripada memaksa menunggu cukup lama untuk memenuhi setengah hutangnya. Alhamdulillah, soal ini sudah terpecahkan.
Adalah menyenangkan buat saya, bisa membantu sodara-sodara saya, teman-teman saya yang sedang kesulitan keuangan. Alhamdulillah, gusti Allah berkenan kasih kelapangan rezeki sehingga saya bisa kasih bantuan buat yang membutuhkan. Tidak ada unsur riba atau bunga dalam bantuan yang saya berikan, karena itu haram dan saya takut dosa.
Pernah ada seorang teman yang mengingatkan. Ketika saya memberikan bantuan, saya harus ikhlas apabila suatu saat terjadi 'kemacetan' pembayaran, atau bahkan 'lupa' bayar.
Saya masih terus belajar untuk ikhlas. Tapi sekiranya bisa, tetaplah berpegang pada komitmen yang telah kita buat bersama. Yuukk, mareee... Sedikit tapi pasti tiap bulan, tidak masalah buat saya. Jangan lupa juga lapor tiap kali habis transfer ya? Please, supaya arus keluar masuk saya jadi lebih jelas. Sekiranya ada kesulitan, bicarakan sama saya... yaa? Saya akan berusaha mengerti.
Saya tidak akan lagi mengingatkan setiap bulan untuk kewajiban ini. Intinya sih, ketika saya memberikan bantuan, saya ingin memberikan kemudahan. Tapi jangan terus kemudahan ini disalahgunakan... peaceeee
Have a good week end, all...