Ya, pagi ini baca di kompas.com tentang ibadah haji. Sebagaimana diketahui hari ini, jemaah haji dari seluruh dunia akan berangkat menuju Arafah, untuk melaksanakan wukuf esok hari. Wukuf di Arafah ini sendiri merupakan puncak atau inti dari seluruh rangkaian ibadah haji. Bahkan Rasulullah pernah menegaskan: ''Al-Hajj 'Arafah'', haji adalah Arafah. (HR. Ahmad dan Ashhab al-Sunan).
Nah, perasaan saya ini selalu terharu biru, gak karuan, tiap kali membaca berita tentang perjalanan ibadah haji. Rindu untuk menyapa dan berkunjung ke Baitullah lagi, dan biasanya air mata saya langsung mengalir tanpa saya sadari. Bukan lebay, tapi yah memang perjalanan haji itu adalah pengalaman spiritual paling luar biasa yang pernah saya alami.
Tahun 2008, saya berkesempatan menunaikan ibadah haji bersama ibunda. Buat saya yang pertama, buat ibu yang kedua -setelah tahun 2003 berdua dengan alm. Bapak. Perjalanan itu menguatkan hubungan kami yang sebelumnya memang sudah kuat.
Di sana, terasa sekali bahwa kita betul-betul manusia yang tidak ada apa-apanya di hadapan Allah. Padahal sering kali sebagai manusia kita merasa kuat, sombong, dan takabur. Di sana, saya melihat dengan mata kepala sendiri, betapa seorang nenek berumur 78 tahun berjalan dengan gagah, sehat, dan lupa pada penyakit rematiknya. Subhanallah...
Tapi saya juga lihat sepasang suami istri yang bertengkar (orang Indonesia) di pelataran Kabah, setelah selesai tawaf. Ah, sayang sekali tempat suci itu dikotori oleh umpatan dan sumpah serapahnya. Ibu langsung mendekati mereka dan minta mereka berdua untuk segera istighfar, segera berwudhu, dan saling minta maaf.
Ada seorang bapak dalam rombongan kami yang pensiunan tentara. Menurut Bapak ini, perjalanan haji adalah seperti perang. Bahkan lebih berat dari perang yang sesungguhnya. Beliau bilang, sewaktu perang di Timor-Tmur, dia tau siapa musuh, dan siapa yang harus dia lawan. Sedangkan selama haji, musuhnya adalah diri sendiri. Setan dan hawa napsu yang datangnya dari dalam hati, itulah perang yang harus di lawan. Makanan belum datang, ngomel. Antri kamar mandi, ngomel. Bahkan ada yang pingsan di dalam lift karena tidak mau menunggu lift berikutnya dan memaksakan masuk dalam lift yang sudah penuh.
Yah, betul sekali kata alm. mutawwif saya (Al-Fatihah buat beliau). Sebaik-baiknya bekal untuk berhaji adalah ilmu -supaya bisa melaksanakan rangkaian dan tata cara haji sebaik-baiknya sesuai cara Rasullullah, juga bekal sabar sebanyak-banyaknya.
Saya menjalankan ibadah haji dengan lancar, hati lapang, tenang, dan tidak meninggalkan hutang. Tidak ada beban. Ringan sekali langkah saya. Alhamdulillah. Saya bahagia. Buat saya, ibadah haji itu merupakan perjamuan terbesar yang pernah saya hadiri. Saya menjadi tamu Allah, seperti jutaan manusia lain yang berniat semata-mata karena Allah, untuk mendapat haji mabrur.
Oh iya, saya sedang tunggu telpon pak Udjang dari sana. Waktu masih di Madinah, beliau nelpon. Mau ke Mekkah, beliau nelpon. Jadi wajar dong, sekarang menjelang keberangkatan ke Arafah kalau saya tunggu telponnya :)
Melalui rejeki yang Allah berikan lewat saya, pak Udjang ini adalah jamaah ketiga yang saya berangkatkan sejak tahun 2009. Saya bukan riya, tapi saya cuma ingin berbagi kebahagiaan untuk orang lain, dengan menjadi tamu Allah. Dan saya percaya, saya gak akan jatuh 'miskin' dengan bersedekah menghajikan satu orang per tahun. Balasan Allah sendiri berlipat-lipat ganda. Alhamdulillah.
Buat teman yang belum berhaji, segeralah berhaji selagi muda. Karena haji itu berat, sodara-sodara. Semoga Allah meringankan langkahnya, melapangkan rejekinya, dan memudahkan segala urusannya. Amin
"Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan" (QS: Ar-Rahman)
Aamiin Yaa Rabb, Yaa Mujiib, Yaa Rahman.
ReplyDeleteiyaa, aku juga suka terharu sangaaat kalau baca berita ttg haji..
ReplyDeleteInsya allah, bisa segera juga menghadiri jamuan Allah dan undangan-Nya.. amiin!
dan untukmu, semoga kelimpahan rejeki selalu mengalir ya buuu, sebagai balasan atas kemurahan hatimu meng-hajikan orang lewat rejeki yg ada..
amiin ya allah!
semoga bisa kesana lagi ya ning..
ReplyDeleteitu suami istri berantem di pelataran kabah? ngapain ya.. bukannya ibadah..
eh si bapak mantan tentara yang perang di timtim dulu, pasti temennya babeku tuh..
subhanallah, mulia sekali mbak. Pasti dan yakin rezeki dari Allah tidak akan putus mengalir untuk mbak nining dan keluarga
ReplyDeleteMudah2-an teman yang bilang Nining pelit jadi sadar kalau dia salah menilai Nining.
ReplyDeletesungguh mulia hatimu mba ning. salutttt bgt. Tuhan pasti melipat gandakan kebaikanmu mbak. Aminnn
ReplyDeleteSubhanallah...itu yg mba ning hajikan, kerabat ato gmn mba?
ReplyDeleteAmiiin...ya Allah
ReplyDeleteAmiiin.. insya Allah secepatnya ya bu..
ReplyDeletewah mungkin juga... bapak itu asal Makassar :)
ReplyDeleteAmiin.. percaya dan yakin atas balasan Allah untuk setiap perbuatan kita..
ReplyDeletengoookkk...
ReplyDeletekan kata dia pelitnya karena saya gak mau ganti mobil baru.. hihihi
Amiiin.. dengan demikian insya Allah akan semakin banyak yang bisa saya keluarkan lagi ya...
ReplyDelete*nangis aku baca ini, mbak...
ReplyDeletemohon doanya ya, mbak. salah satu cita2ku adalah berhaji ketika muda..
Sama sekali bukan kerabat, tidak ada hubungan keluarga. Seringnya, saya pribadi merasa tersentuh karena melihat orang2 itu..
ReplyDeleteJadi, sangat subyektif sifatnya...
Bahkan ibu saya gak pernah memberi usul.. Setelah saya punya kandidat, saya tanya pendapat ibu...
Insya Allah, orang-orang itu adalah orang pilihan, dan amanah...
Amin.. amin.. semoga tercapai cita2nya, Gita...
ReplyDeleteaduuuuhhh.. mba ning...
ReplyDeleteaku belum sampai haji, baru umroh aja...
segitu aja rindu bangeeet... padahal baru juli kemaren.
tapi tiap liat ka'bah rasanya gimanaaaaaaa..... gitu
iya mba, perjalanan ke sana bekal utamanya adalah ilmu...
sedih banget begitu sampai disana banyak waktu terbuang untuk hal yang gak utama... hingga banyak amalan yang penting terlupakan...
iya, hari-hari ini adalah hari penuh kecemburuan dan kerinduan...
iya mba... yang kita nafkahkan, itulah sejatinya rezeki kita dari Allah...
ReplyDeletesemua yang ada di kita, lebih banyak cuma titipan Allah buat dikasih ke orang lain...
padahal yang "numpang lewat" itu yang bernilai di mata Allah ya...
inget ketika "konsul" dengan mu mbak.
ReplyDeletesaat itu, azzamku saat kuat untuk segera berangkat, namun Allah menakdirkan lain. masih nunggu 2-3 thn lagi. :(
Gak beli mobil baru dan uangnya dipakai untuk ngongkosi orang lain untuk pergi haji, kan berarti sangat-sangat-sangat tidak pelit.
ReplyDeleteitu lah.. makanya gak heran klo liat orang bolak balik kesana...
ReplyDeletebaru sampai jakarta, udah pengen ke sana lagi :)
mudah2an bisa dipercepat, ya Inna... *peyuuuk*
ReplyDeletemau juga Mba, doakan ya :)
ReplyDelete