Awal tahun ini, bikin resolusi. Tidak ada rencana bangun rumah, tapi renovasi habis-habisan rumah Emak. Tidak ada rencana beli rumah, malah dapat rumah baru. Alhamdulillah. Dan ini dia, rumah saya... Akad jual beli sudah dilakukan tgl 24 Agustus 2010, dilanjut dengan serah terima rumah keesokan harinya. Jadi tepat kalau dibilang, rumah ini rejeki Ramadhan tahun 2010 buat saya.
Tampak depan:
Garasi dan carport:
Dapur:
Ruang keluarga di lantai 2 dan mushala (yang lantainya terlihat lebih tinggi, di sebelah kiri):
Cerita seputar perburuan rumah idaman saya sebenarnya sudah dimulai dari tahun 2006. Tapi ada saja kendalanya. Harga dan lokasi cocok, surat bermasalah. Surat OK, lokasi bagus, tapi kurang luas. Atau, semua OK (surat, lokasi, ukuran) tapi gak punya saluran got sendiri. Atau, semua bagus tapi terletak di depan kuburan. Hehehe nanti dulu lah kalau yang ini..
Rumah impian saya, mungkin sama seperti impian teman-teman lain. Luas cukup, mendapat sinar matahari cukup, lingkungan yang baik, dapur besar, ada mushala di dalam rumah, dan ada ruang yang bisa dijadikan perpustakaan. Lokasi juga harus bagus tentunya. Dekat dengan fasum seperti rumah sakit, sekolah, kantor polisi, pasar, pemadam kebakaran, dll
Saya mencoba mencari ke lokasi yang agak jauh dari tempat tinggal saya sekarang. Saya ke Tebet (ilpil, jalannya sempit), Rawamangun-Kayu Putih-Pulo Mas (lumayan sebenernya tapi hati masih kurang sreg), Cilandak (gak jadi, salesnya songong), Cipete (rumahnya gak punya saluran got sendiri), Tanjung Barat (jalan masuknya jauuuh), Puri Mutiara (rumah dalam agunan), Maruya (pengen tapi masih teringat kasus Portanigra), cluster2 baru di Bintaro Jaya(indent lama, masih PPJB pula, trauma juga), Praja Kebayoran Lama (jatuh cinta sama lingkungan dan lokasi, tapi letaknya tusuk sate)
Setiap wiken saya beli koran Pos Kota untuk lihat iklan rumah dijual, lanjut janjian dengan agen, dan meninjau lokasi. Capek? Pasti dong.. Tapi harus dilakoni demi mendapat rumah impian.
Sampai suatu hari, saya cuti dan jalan-jalan dengan Ibu, Tante Dwi, dan Nana (ponakan Tante Dwi). Awalnya kami cuma ingin makan bakso Atom di Bintaro sektor 9, tapi berlanjut dengan lihat rumah-rumah contoh di Kebayoran clusters (View, Height, Residence) dan Emerald clusters (View, Residence, dll). Nana lihat ada satu rumah di jual, di Kebayoran Residence. Terus dia iseng telpon agennya, tanya harga. Setelah dikasih tau harganya, si agen (mba Ana) juga menawarkan rumah lain yang ada dalam daftarnya, yang masuk budget saya.
Sabtu berikutnya, saya janjian untuk lihat rumah-rumah dalam daftar mbak Ana. Daftar yang panjang itu saya sortir, sampai dapat 12 rumah. Satu hari melihat 12 rumah, sangatlah melelahkan. Tapi rumah yang bikin saya deg-degan adalah rumah pertama dan rumah terakhir, dan keduanya ada di dalam Puri Bintaro. Nana bilang, kalau bingung mau pilih yang mana, pilih deh..rumah yang terbawa mimpi.. atau yang bikin gak bisa tidur.. hehehe *bingung*
Lanjut negosiasi untuk ke dua rumah tersebut. Tapi, entah kenapa rumah yang kedua itu yang 'panggil-panggil' saya. Padahal harga lebih mahal, dan proses negosiasi berlangsung cukup alot. Saya naik 50 juta, eh penjual cuma turun 5 juta hehehe Sedangkan rumah pertama, cuma sekali tawar, langsung dapat. Gak seru ah!
Akhirnya, ibu bilang: sudahlah, fokus sama rumah kedua. Lagipula, kamar pembantu di rumah pertama gak layak, perlu diperbaiki dan ditambah sekat. Yo wisss, saya manut..
Rumah kedua ini, haduh...subhanallah, ada mushala dalam rumah! My dream comes true... Mushala itu memang sejak awal direncanakan! Ini saya ketahui kemudian, setelah saya menerima cetak biru dan IMB rumah tersebut.
Ketika pilihan saya diridho Allah, semua terasa lancar. Alhamdulillah, sekarang sudah jadi milik saya. Semoga rumah ini menjadi 'surga' buat saya dan keluarga, dan barokah buat saya serta orang-orang di sekitar saya. Amin...