Pages

Monday, April 29, 2013

Boss Saya.... Galak tapi Perhatian

Kali ini saya mau menulis tentang boss saya.  Namanya Javier La Rosa, warga negara Peru, umur 45 tahun.  Status menikah, dengan dua orang anak.  Jabatan sekarang adalah GM Strategy & Business Planning C*****n I******a Business Unit.

Selama ini, hubungan saya dengannya adalah betul-betul sebatas pekerjaan.  Hubungan benci tapi rindu.  Dimana saya sering mencaci maki dia, karena dia menuntut standar yang tinggi untuk departemennya.  Tapi saya juga adalah orang yang pertama kali dia cari kalau dia ingin diskusi mengenai produksi ataupun capital investment. 
Javier sering kali push-back pekerjaan saya, membuat saya kerja ulang, dan berpikir apakah ini karena kebodohan saya atau Javier terlalu pintar? Ini mengajarkan saya untuk jadi orang yang lebih kritis dalam banyak hal.
Saya yakin, banyak orang yang menganggap dia keras dan bengis di kantor.  Beberapa kali saya melihat dia bersuara keras dalam rapat, menyuarakan pendapatnya yang bertentangan dengan mayoritas peserta rapat.  Begitulah kepribadiannya, keras, dan tanpa basa-basi.

Tapi belakangan saya mengenal dia dengan lebih baik secara pribadi.  Awalnya karena kami sama-sama suka lari.  Pembicaraan mengenai lari seolah menghapus batas atasan-bawahan.  Kami saling bertukar cerita tentang pace dan gear masing-masing.  Bahkan, sewaktu business trip ke Sumatra minggu lalu, kami janjian untuk lari pagi sama-sama.  And we managed to run, at the same pace, for 4.45km in 30’. 
Kira-kira pertengahan bulan lalu, saya periksa payudara, dan menemukan kejanggalan berupa benjolan kecil dan padat, di payudara kiri.  Waktu itu saya pikir aah, ini cuma PMS kok! 

Selesai menstruasi, saya periksa lagi payudara sendiri.  Alangkah paniknya saya ketika saya menyadari, benjolan itu masih ada.  Seharian di kantor, saya tersiksa, dengan pemikiran sendiri, dengan segala ketakutan yang saya miliki. 

Malam hari saya ke dokter, dan dokter menyarankan saya untuk menjalani 3D USG mammo.  Rasanya mau runtuh dunia saya…
Jumat pagi di kantor, ada rapat mendadak.  Javier mengumpulkan setiap orang, dan memberikan beberapa arahan.  Sebelumnya, dia menanyakan kabar semua orang.  Tapiiii…dia bertanya sampai dua kali kepada saya:

Javier(J):  How r u nining?
Nining (N): Good, thank you.

J: Are you sure?

N: Yes sir, I’m OK

Selesai rapat, dia datang ke ruangan saya, langsung tutup pintu, dan tanpa basa-basi dia bertanya:

J: What’s wrong, nining?

N: How did you know that pak? That something’s wrong with me

J: I knew it, nining.  Now please tell me what is bothering you…

Saat itu juga pertahanan saya jebol.  Saya cerita semuanya ke Javier, mengenai keadaan saya, kekuatiran saya, ketakutan saya, saya bahkan menangis tersedu-sedu di depannya.  Javier tanya, apa saya sudah ke dokter dan apa rekomendasinya. 

Dari Javier saya tau, bahwa benjolan itu bisa macam-macam, belum tentu kista, tumor atau kanker.  Javier bilang dia bisa memahami kondisi saya, karena istrinya pernah punya pengalaman serupa.  Javier minta saya untuk berpikir positif, tunggu hasil test, dan rekomendasi dokter.  Dia juga minta saya untuk tenang dan berdoa.
Siang tadi, saya menjalani 3D USG mammo di RSPI.  Alhamdulillah, dokter mengatakan gak ada yang perlu dikuatirkan.  Memang ada jaringan yang membesar dan keras, tapi itu adalah gumpalan lemak yang mengeras.  Sangat umum terjadi pada perempuan yang belum pernah menyusui, dan sering melakukan aktifitas fisik/olah raga yang cukup tinggi.  Alhamdulillah, saya legaaaa mendengar penjelasan dokter.

ki-ka: Mas Bibit, Javier, saya


Kembali ke kantor, saya bisa kerja tenang, focus, dan cepat pulang!  Horeeee, saya pulang jam 5!
Di tengah kemacetan, telpon saya bunyi.  Dari Javier!  Saya deg-degan, jangan-jangan saya melupakan sesuatu di kantor.  Ternyata, dia menelpon untuk bertanya hasil pemeriksaan saya. Wah!  Saya senang… lalu saya ceritakan hasilnya.

Dia ketawa waktu saya bilang that everything is ok, nothing to worry about, but have to check every six months. 

Jadi yaa…Javier ini selain kejam, bengis, ganteng, dia juga perhatian.  Saya terharu lho…  rasanya saya belum pernah punya boss yang perhatiannya begitu besar seperti ini.
I love you, full deh Pak!

Friday, April 19, 2013

Ketika Caki Disangka Zaki

Hampir dua minggu yang lalu, hape saya yang katanya smart itu tiba-tiba oon, gak bisa baca memory card, dan saya kehilangan nomer telpon yang tersimpan di phone book.
Nomer telpon yang saya ingat hanya nomer hape ibu, telpon rumah, dan kantor.  Jadi tiap kali ada telpon masuk, saya selalu bertanya: ”sorry, ini siapa?”
Minggu lalu, ada telpon masuk, nomernya bagus, tripel delapan sekian sekian.  Saya terima telpon itu dengan suara manis manja yang jadi ciri khas saya #kasihkantongkresekbuattadahmuntah
Nining (N):   halo ini siapa?
Telpon (T):  Caki, ning.
Suaranya rada gak jelas, jadi saya pikir yang nelpon itu teman yang belum lama saya kenal, belom punya nomer telpon saya.
N:  Zaki? Wooi apa kabar? Dapet nomer telpon gue dari mana?
T:  Lha kan suka wasap. Gimana situ…
N:  Masa sih? Gue kan belom pernah kasih nomer telpon gue.  
Hening sejenak.. Ambil nafas...
N:  Elo juga cuman pernah kirim voice notes. 

Saya nyerocooosss aja sendiri… Tapi kayaknya orang yang nelpon udah biasa.
T:   Voice notes apaan sih?  Gue pengen tanya tabel yang elo kirim kemarin
Gantian gue yang bingung...
N:   Tabel apaan?  Emang gue pernah kirim table? Lewat bbm?
T:   Tabel training plan buat half marathon.  
T:   Kan disitu dibilang, senin rest, selasa lari, rabu 30 menit.
T:   Nah, 30 menit itu ngapain?

Toeng toeng toeng...
Saya akhirnya sadar kalo yang nelpon ini adalah Caki, my running buddy and together we have registered for our first half marathon in May, dan bukan Zaki alias bang Jek yang cuman mau beliin saya gorengan lima dua ribu dapet tiga, dua buat saya, satu buat dia… LOL  Betapa tipis bedanya!

N:   Oooh 30 menit itu elo bisa strength training, circuit, tempo run
N:  Terserah aja mau yang mana

Saya melipir halus, dan sampai sekarang Caki gak pernah sadar kalo saya sangka orang lain.  Hahahaha

Sunday, April 7, 2013

LIPPO Mall Kemang 10K 2013, Run for Childhood Cancer

Minggu, 7 April 2013, saya ikut lari di LIPPO Mall Kemang 10K 2013, Run for Childhood Cancer.  Ini lari untuk charity.  Uang pendaftaran Rp 150 ribu / peserta, 100% disumbangkan ke Yayasan Sentuhan Kasih Anak Indonesia (YSKAI), untuk membantu pengobatan kanker pada anak-anak.

Flag off jam 7 kurang, agak telat dari jadwal.  Jalurnya ke arah kantor Walikota Jaksel, puter balik, naik jalan layang sampai ujung, bolak-balik, dan finish di tempat semula.  Ini kali pertama saya lari di jalan layang.  Rasanya? Puanaaassss....

Plusnya:
  • Ketemu banyak teman-teman lama dan teman baru.  Ini selalu terjadi di tiap event lari, jadi ajang ketemuan.  Pastinya saya bareng Kiky, terus dikenalin ke Eri (tetangga cluster).  Terus ketemu Chucky (yang emang udah janjian buat lari bareng), dan Bang Jabez (yang ketemu waktu sama-sama diving di P. Pramuka).  Lagi baris siap-siap flag-off, ketemu Aris (orang yang pertama kali ngajakin saya ikut lari).  Pangling bener, Aris keliatan lebih kurus tapi lebih fit. 
IMRR4
sama Chucky, my running buddy

  • Proper toilet at the mall, sudah buka sebelum jam 06 pagi. 
  • Akhirnya bisa berfoto dengan idolaku, mbak Ninie Mulyadi.  Horee! Mbak Ninie ini spesialis lari jarak jauh, dan pernah naik podium di salah satu event marathon di Malaysia.  Beliau ramah, baik hati dan tidak sombong.  Salah satu cirinya, beliau selalu pakai kaos Garmin di tiap event lari.  Ya iya lah, kan brand ambassador-nya..
IMRR3
Kiky, Ninie Mulyadi, and me
  • Kesempatan ngobrol dan lari bareng senior runner, Oma Mia Ismangun.  Di umurnya yang ke 75 tahun, Oma Mia masih ikut race 10K, dengan pace yang bikin saya mengkeret.  Dia jadi inspirasi buat banyak orang. 
  • Kerja polisi yang cepat dan rapi dalam menjaga jalur.  Walaupun ada beberapa motor yang masuk jalur lari, tapi antisipasi dan gerak cepat dari polisi bikin jalurnya bersih kembali.
Minusnya:
  • Hydration point/water stations sangat kurang.  Umumnya, untuk 10K running, air disediakan setiap 2.5km.  Kemarin air dibagikan sebelum km3, dalam bentuk botol-botol yang belum dibuka segelnya.  Titik air berikutnya kira-kira 1km sebelum finish.  Hadeeeuuh, dehidrasi akika! 
  • Marker jarak hanya dua (yang saya lihat), yaitu di km4 dan km7.
  • Marshall kurang informasi.  Misalnya ditanya jarak, mereka terlihat ragu-ragu.  Apalagi ditanya air, mereka gak bisa kasih kepastian.
  • Unsafe behaviour dari panitia, yang menggunting tali pengikat chip di sepatu.  Ada yang bilang permisi, ada yang langsung gunting.  Nah yang langsung-langsung ini yang gak aman.  Kalo ada gerakan mendadak dari pelari yang gak tau ada panitia sedang bawa gunting didekatnya, gimana?  Di tengah kepadatan setelah garis finish? Hiii, serem bayanginnya.
Waktu saya jelek bener, 1h:28'.  Kayaknya penyebab utamanya tuh, dehidrasi, panas jadi cepet capek, dan tidur jam 1 pagi!  Alamak.. banyak bener alasan saya.