Pages

Wednesday, April 21, 2010

Ketika Saya Rindu....

Saya rindu... rindu ingin baking!!!  Gossshhh, perasaan itu begitu kuat memenuhi hati saya beberapa hari ini.

Minggu ini adalah minggu yang cukup berat buat saya.  Sesudah berita baik yang saya terima minggu lalu -yang sukses bikin neng kathy dan suaminya pingsan

massal berjamaah,  'cobaan' datang menimpa saya minggu ini.  Yah namanya hidup, gak seru kalau datar-datar saja.  Sampai ada lagunya: life is a roller coaster just gotta ride it. 

Jadi saya nikmati saja... It might not be an easy life but i will make sure it's interesting.  So at the end, when i look back, i would be able to say: whohoooo, what a ride! Ultimately, i hope my Creator will let me enter the Djannah when my time comes, and say: Ya Allah, thanks for giving me those opportunities...

Buat saya, baking adalah obat untuk jiwa saya yang sedang naik atau turun.  Itu sudah terbukti dan manjur   Pelampiasan yang positif dan jadi penyeimbang jiwa.  Tetap, yang pertama sih ngadu dan curhat sama Gusti Allah ya, pastinya... 

Beberapa hari ini, saya sukses melo berat.  Karena rindu baking tapi tidak bisa memenuhinya.  Perabot dan bahan2 baking saya sudah dikirim ke rumah sementara.  Rumah yang akan saya tempati selama rumah ibu direnovasi.  Masih dalam kardus dan belum tertata.

Huhuhuhu ada yang mau menyediakan tempat dan peralatan baking buat saya?  Kita bisa bikin ayam kodok dan kentang panggang... atau mungkin pandan almond cake... bisa juga bikin red velvet cake.  Hmmm, kabari saya secepatnya ya?

Sunday, April 18, 2010

Broke..

I got broke, setelah bayar utang kartu kredit yang tumben-tumbenan over limit (kalap belanja emas di saudi kemarin)  

*yang tersisa sekarang adalah receh2an di dompet dan laci mobil... hehehe sampai tadi bongkar-bongkar tas bagian dalam sewaktu akan bayar maksi, berharap ada selembar dua ribuan*

Someone broke my heart, ciaaaah... setelah menerima telpon that ruined my entire morning 

*untung pemilik nomer itu yang sesungguhnya bisa dilacak.  Thanks to seorang teman baik yang kerja di salah satu perusahan telkom terkemuka*   

*postingan gak penting, tapi lega aja...udah nulis di sini*

Friday, April 9, 2010

Seputar Hutang Piutang...

Ahhh, sebenarnya saya segan menuliskannya di sini.  Kuatir akan ada pihak-pihak yang tidak berkenan.  Tapi akhirnya saya memutuskan untuk menuliskannya, sekaligus untuk mengingatkan pihak terkait kalau kebetulan baca tulisan ini.  Terus terang saya capek, mengingatkan lewat sms, YM, email, atau telpon.  Masih bagus saya tidak kirim debt collector.. wakkakaka peaceee...

Berawal di tahun 2008.  Bertujuan ingin membantu seorang teman yang kesulitan mendapatkan KPR karena alasan ini itu dari pihak bank, saya mulai mengucurkan KTA *KTA = kredit tanpa agunan, sebutan KTA ini untuk memudahkan saja* Bagi teman yang satu ini, KTAnya dipakai buat tambahan DP rumah.  OK, case ini saya pakai buat percobaan. Apabila lancar, saya anggap saya lulus ujian untuk memberikan bantuan kepada orang lain di kemudian hari.  Alhamdulillah, saya anggap lulus ujian, lewat teman ini.  Pembayarannya berupa sejumlah cicilan yang disepakati dari awal, terbayar lancar tiap bulan.  Sampai tiba waktunya cicilan ke...katakanlah ke sekian.. Mulai tersendat, dibayar separuh tiap bulannya.  Saya mengerti, teman satu ini sedang berjuang dengan bisnisnya.

Beda lagi dengan teman lain.  KTA buat liburan.  Hehehe hayuk aja, asal jelas mekanisme pembayarannya.  Teman yang satu ini, unik.  Kalau bayar tidak pakai cara cicilan.  Tapi jebret, langsung dibayar tuntas, lunas! Makasih ya, darling... Besok-besok, ajak gue nape klo pengen pelesir...

Terus, ada lagi teman yang KTA buat tambahan beli mixer KA.  Ah, ini mah cincai lah.. kalao bayaran gak lancar, diganti pisang sepohon tiap bulan, saya tidak keberatan.. Alhamdulillah, cepet beres, sesuai komitmen... dilanjut dengan KTA berikutnya, buat tambahan beli piano.. Permintaan KTA dibaca ketika saya sedang berada di tengah kemacetan.  Belajar dari pengalaman KTAnya yang pertama, saya tentu saja berani mengucurkan dana segar untuknya.  Alhamdulillah, sebulan kemudian, jebret, ditransfer lunas...

Ada juga yang ambil KTA, karena kesulitan keuangan dalam keluarga.  Suami tiba-tiba jobless, pemasukan berkurang secara signifikan. Saya lupa persisnya, bagaimana komitmen di awal dan mekanisme pembayarannya.  Pada akhirnya, hal ini menyulitkan saya, dalam arti pembukuan dan arus keuangan yang tidak pasti setiap bulannya.  Sebenarnya, ini kesalahan saya, tidak minta komitmen secara jelas di awal.  Saat itu saya sedang sibuk dengan pekerjaan saya.

Terakhir sebelum berangkat umrah, ada teman yang mau KTA karena orang tuanya sakit.  Huhuhu tentu saya tidak akan membiarkan teman saya kesusahan mengingat biaya berobat sekarang yang mahal... Lagi-lagi, saya lupa untuk meminta komitmen di awal.  Sampai kemudian teman saya mengabarkan dia akan melakukan perjalanan panjang sehubungan dengan pekerjaannya.  Untuk itu, saya mengingatkan dia akan salah satu kewajibannya sebelum dia pergi.  Dia minta keringanan untuk membayar setengah dari hutangnya bulan Mei nanti, setelah dia menerima pembayaran atas pekerjaannya.  Hmmm, setengah dari hutangnya itu jumlahnya cukup besar.  Menurut saya, lebih baik dicicil dengan jumlah pasti tiap bulan, daripada memaksa menunggu cukup lama untuk memenuhi setengah hutangnya.  Alhamdulillah, soal ini sudah terpecahkan.

Adalah menyenangkan buat saya, bisa membantu sodara-sodara saya, teman-teman saya yang sedang kesulitan keuangan.  Alhamdulillah, gusti Allah berkenan kasih kelapangan rezeki sehingga saya bisa kasih bantuan buat yang membutuhkan.  Tidak ada unsur riba atau bunga dalam bantuan yang saya berikan, karena itu haram dan saya takut dosa. 

Pernah ada seorang teman yang mengingatkan.  Ketika saya memberikan bantuan, saya harus ikhlas apabila suatu saat terjadi 'kemacetan' pembayaran, atau bahkan 'lupa' bayar.

Saya masih terus belajar untuk ikhlas.  Tapi sekiranya bisa, tetaplah berpegang pada komitmen yang telah kita buat bersama.  Yuukk, mareee... Sedikit tapi pasti tiap bulan, tidak masalah buat saya.  Jangan lupa juga lapor tiap kali habis transfer ya? Please, supaya arus keluar masuk saya jadi lebih jelas.  Sekiranya ada kesulitan, bicarakan sama saya... yaa? Saya akan berusaha mengerti.

Saya tidak akan lagi mengingatkan setiap bulan untuk kewajiban ini.  Intinya sih, ketika saya memberikan bantuan, saya ingin memberikan kemudahan.  Tapi jangan terus kemudahan ini disalahgunakan... peaceeee

Have a good week end, all...

Monday, April 5, 2010

Catatan Umrah #2b - Seputar Masjid Al-Harom

Setelah beristirahat selama 2 jam pasca umrah pertama, saya dan ibu kembali ke masjid untuk menunaikan ibadah shalat Subuh.  Lagi-lagi janji Allah yang akan membalas semua ibadah di Mekkah sebesar 100 ribu kali lipat, menjadi pamrih saya.  Bayangkan, siapa yang tidak tergiur....

Seperti di Masjid Nabawi - Madinah, di Masjid Al-Harom Mekah pun adzan subuh dikumandangkan dua kali.  Yang pertama, jam 4 pagi sedangkan yang kedua jam 5, dilanjut dengan qamat 30 menit kemudian.

Masjid Al-Harom setelah subuh:

Foto berdua emak setelah subuh:

Masjid Al-Harom adalah satu-satunya masjid di dunia yang mempunyai keistimewaan, tidak ada shalat tahiyatul masjid di sana.  Karena, shalat sunah tahiyatul masjid itu diganti dengan tawaf sunah keliling Ka'bah. 

Orang sedang tawaf, foto diambil dari lantai dua masjid:

Di tanah suci Mekah dan Madinah, banyak tempat mustajab untuk berdoa.  Tempat itu adalah: Hajar Aswad, Multazam, Maqam Ibrahim, Hijir Ismail, sumur zamzam, Bukit Safa dan Marwah dan Raudhah di Madinah.

Mempunyai kesempatan berada di tempat-tempat tersebut dalam keadaan tidak seramai musim Haji 2008, tentu tidak saya sia-siakan.  Perkiraan saya, waktu 'longgar' adalah sebelum dzuhur, karena panas sudah mulai menyengat dan orang agak segan bertawaf.  Perkiraan saya tepat, Alhamdulillah...

Sambil bertawaf, saya tidak henti-hentinya berdoa.  Selesai tawaf dan shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim, iseng-iseng saya menuju Hijir Ismail.  Dan, saya melihat beberapa askar (penjaga) tampak berdiri di dalam Hijir Ismail.  Iseng saya masuk ke dalam, dan ternyata mereka tidak menghalangi saya.  Tumben, ada karpet merah, harum.... dan laki-laki bergamis putih dengan tutup kepala hitam dan benang emas.  Dugaan saya, mereka pejabat kerajaan.  Tanpa kesulitan, saya bisa shalat di dalam Hijir Ismail, dan bersujud di atas karpet merahnya.  Kalau saja saya egois, ingin rasanya saya berlama-lama, shalat, meratap dan berdoa di sana.  Doa-doa titipan teman, saudara, saya bacakan lagi di sini..setelah sebelumnya saya baca pula di Madinah.  Semoga Allah mengijabah doa-doa tersebut. Amin...

Dari sana, saya kembali mengikuti arus orang yang sedang tawaf dan tiba di Rukun Yamani.  Dari Rukun Yamani, saya melihat antrian orang yang akan menyentuh Hajar Aswad sudah panjang dan padat.  Tapi... kenapa sebagian besar laki-laki? hmmm.... menarik sekali! Kemana perempuannya?

Saya sedang berpikir untuk mencari cara menyentuh Hajar Aswad ketika adzan dzuhur berkumandang. Jadi saya harus segera mencari tempat untuk shalat...

Ini foto selesai shalat, di dalam masjid:

Catatan Umrah #2a - Mekkah untuk Umrah pertama

Setelah berziarah dan melakukan ibadah di Madinah, perjalanan di lanjutkan ke Mekkah Al Mukaromah.  Kota suci pertama bagi umat Islam.

Sebelum meninggalkan Madinah, saya sudah melakukan mandi sunnah sebelum ihram.  Sedangkan miqat akan dilakukan di Bier Ali, yang berjarak 30 menit perjalanan darat dengan bis.  Dari Bier Ali inilah rangkaian ibadah umrah dimulai, yaitu shalat sunnah ihram 2 rakaat dilanjutkan dengan niat umrah (Nawaitu umrota wa ahromtu biha lillahi ta'ala ~ dengan ini saya berniat umrah dengan berihram, karena Allah)

Setelah berihram dan niat umrah dibacakan, haram lah apa yang sebelumnya halal.  Jadi sebaik-baiknya yang dilakukan sepanjang perjalanan dari Bier Ali ke Mekkah adalah melafalkan kalimat talbiyah.

Kami tiba di Mekah jam 11 malam.  Diberikan pilihan untuk istirahat dulu di hotel baru ke Masjid Al-Haram untuk shalat subuh, baru tawaf-sai-tahalul, atau langsung ke masjid.  Tentu saja saya dan ibunda pilih langsung pergi ke masjid. Hehehe menurut saya ini tidak masalah, ibu saya sudah lebih sering ke sini dari pada saya... dan beliau kuat lahir bathin.  Ooo, ibuku sungguh luar biasa

Beruntunglah kami, hotel hanya berjarak 15 menit jalan kaki dari Masjid al-Harom.  Masuk dari Babul Malik Abdul Azis, kami melihat Ka'bah.  Langsung kami berdoa dan minta Allah untuk menambah kemuliaan Baitullah dan orang-orang yang memuliakannya.  Ka'bah dan Masjid terlihat lengang malam itu.  Kami langsung menuju area berkarpet merah untuk menunaikan shalat Maghrib + Isya dijamak takhir.

Selanjutnya, kami menuju area tawaf untuk mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.  Hajar Aswad, Rukun Yamani, Hijir Ismail, dan Maqom Ibrahim betul-betul terlihat lengang tidak seperti waktu saya berhaji tahun 2008, membuat saya tergoda untuk menghentikan tawaf saya dan berdoa di tempat-tempat mustajab tersebut.  Akan tetapi, saya harus menyelesaikan tawaf saya dahulu sebelum melakukannya.  Tujuh putaran bisa kami selesaikan dalam waktu 15 menit dilanjutkan dengan shalat sunnah setelah tawaf di belakang Maqam Ibrahim dan minum air zamzam.

Dari hadapan Ka'bah, kami menuju area Sa'i, yaitu tempat antara bukit Safa dan Marwah.  Lagi-lagi tempat ini terasa lengang dan santai, orang bersa'i dengan tenang dan tidak terburu-buru.  Alhamdulillah, kaki saya pun terasa ringan melangkah walaupun belum tidur sejak jam tiga pagi.

Bukit Marwah sudah terlihat lebih rapi dibanding tahun 2008.  Begitu juga area istirahat dan tempat mengambil air zam-zam di jalur Safa & Marwa, sudah rapi.

Selesai Sa'i, saya dan ibu melakukan tahalul (mencukur rambut).  Dengan demikian berakhir sudah rangkaian ibadah umrah saya yang pertama.  Alhamdulillah... semoga menjadi umrah yang mabrur dan diterima. Amin

Sunday, April 4, 2010

Catatan Umrah #1 - Madinah

Wisata-ibadah-ziarah kali ini, dimulai di Madinah Al Munawaroh, kota yang bercahaya, tempat dimakamkannya Nabi Besar Muhammad SAW.

Masjid Nabawi yang terang benderang... kabarnya cahaya lampunya bisa terlihat dari angkasa.  Mungkin dari sanalah sebutan Al Munawaroh berasal...

Masjid Nabawi setelah subuh:

Masjid Nabawi di malam hari:

Ibadah di Madinah bukan hanya sekedar shalat di Masjid Nabawi yang nilainya 1000 kali lebih baik dibandingkan sholat di masjid biasa, tetapi juga berziarah ke makam Rasulullah SAW.  Dari luar Masjid Nabawi, terlihat Green Dome, kubah hijau yang dari kejauhan tampak sangat memukau.  Di bawah kubah itulah, manusia terbaik sepanjang zaman dimakamkan bersama dua sahabatnya, Abu Bakar Shiddiq dan Umar bin Khattab.

Di depan Raudhah:

Dari dalam masjid terlihat, makam Rasulullah SAW berwarna hijau keemasan. Melihat dari kejauhan saja, air mata saya sudah bercucuran. Yang sering dilupakan adalah membaca doa dan salam saat ziarah ke makam Rasulullah, karena jamaah terlalu berkonsentrasi mencari tempat untuk sholat sunat. 

Di dekat makam Rasul ada sebuah tempat yang paling cantik dibanding seluruh bagian masjid di dalam masjid.  Tempat tersebut berwarna putih keemasan dan tak pernah kosong dari jamaah. Itulah Taman Surga, Raudhah.

Raudhah itu tidak seberapa luas, tak lebih 144 m2.  Lokasinya ditandai dengan lima pilar besar berwarna putih dengan kaligrafi yang sangat indah.  Lantainya diberi permadani berwarna hijau putih, berbeda dengan permadani di areal Masjid Nabawi lainnya yang berwarna merah.

Rasulullah SAW bersabda:

"Tempat yang terletak di antara rumahku dan mimbarku, merupakan suatu taman di antara taman-taman surga" (HR Bukhari, dari Abu Hurairah)

Hadist tersebut ditafsirkan oleh para ahli.  Antara lain di tempat itulah Allah SWT menurunkan rahmat dan kebahagiaanNya karena dilakukan zikir yang tentu saja surga balasannya.  Tempat itu pula akan dipindahkan oleh Allah SWT ke surga setelah kiamat kelak, sehingga menjadi bagian taman surga yang hakiki.

Subhanallah, penuh haru dada ini ketika saya berkesempatan menginjakkan kaki saya lagi di Raudhah dan sholat dua rakaat di sana.  Karpet yang hijau berbunga putih dan harum yang membentang di dalamnya, pilar-pilar cantik berhiaskan ukiran emas...

Assalamu'alaika ya Rasullulah.. Assalamu'alaika ya Habiballah... Assalamu'alaika ya Nabiyullah... Tak putus salam untuk Rasullulah saya panjatkan...

Selain Masjid Nabawi, di Madinah juga terdapat Masjid Quba - masjid yang dibangun pertama kali oleh Rasulluah dan masjid Qiblatain - masjid yang pernah berkiblat ke Masjid Al-Aqsa sebelum berkiblat ke Ka'bah.

Masjid Quba:

Di Madinah kali ini, saya berkesempatan tinggal di hotel yang letaknya hanya 5 menit berjalan kaki dari masjid.  Hal ini pastinya menambah niat saya untuk bisa sesering dan secepat mungkin berada di mesjid, melakukan ibadah-ibadah sunnah dan wajib.  Alangkah ruginya saya, apabila saya hanya bermalas-malasan di hotel sedangkan Allah menjanjikan 1000 kali lipat pahala bagi siapapun yang melakukan ibadah dan amal sholeh di kota suci Madinah.

Yang terlihat berbeda dari kunjungan saya sebelumnya tahun 2008 adalah penambahan payung-payung di luar masjid.  Payung tersebut akan terbuka ketika matahari panas terik dan menyengat, dan akan tertutup menjelang senja ketika matahari terbenam.

Bertemu saudara dari berbagai tempat di dunia:

Banyak kota besar di dunia yang telah saya kunjungi, tapi tak pernah menimbulkan rasa seperti ketika saya berada di Madinah.  Masjid dan kubah hijau serasa memanggil saya.. salawat memenuhi hati saya... bahkan saya bisa menikmati shalat di luar mesjid sedangkan matahari bersinar terik.

Tak terasa, tiga hari sudah saya berada di sana.  Saya akan selalu rindu.. rindu untuk berkunjung ke sana lagi...