Makan siang kami: tengkleng Pasar Klewer! Membayangkannya saja sudah membuatku ngeces bin ngiler. Ingin cepat tiba di sana, dan menikmati sepincuk nasi tengkleng yang hangat.
Memutari pasar Klewer 3 kali…
Yang pertama, jam 12:30, si penjual belum datang. Kami datang terlalu cepat…
Yang kedua, jam 13:00, si penjual sedang menata dagangannya, tapi antrian pembeli sudah panjang. Kami berputar lagi.
Yang ketiga, jam 13:15.. ppffiiiuuu, akhirnya kami sampai juga!
Hujan tidak kami hiraukan… Banjir juga tidak kami pedulikan… Kami gabung di antrian yang panjang. Cukup tertib kok antriannya! J
“Ning, kamu mau mata, telinga, atau pipi?” tanya Haley *hahhhh serem amat!*
“Aku mau iga saja, bisa?” balasku *nyengir mode ON*
Sambil menunggu, aku iseng ambil foto-foto di sana. Ada seorang ibu yang menutup telinga ketika melihat lampu blitz menyala! Tapi kenapa suara petir tidak kunjung tiba?
Akhirnya, sepincuk nasi tengkleng aku terima. Waaah, selain iga aku dapat bonus telinga! Rasa keseluruhan gurih, dengan aroma jahe dan kunyit yang dominan. Sepertinya tanpa santan! Karena kuahnya encer dan nyaris bening (kuning tapi bening!).
Dua porsi cukup dengan Rp 15,000 sajo… Uenak tenan! Gak rugi deh dengan segala usaha yang kami lakukan J