Hari pertama dan malam ke dua di balikpapan.. Saya gak akan cerita ttg kerjaan, karena semua berjalan lancar. 'murid'nya pinter2, dan nurut2... kecuali untuk sesi sore hari, dimana yang hadir kok ya pada ngeyel. Itu tools kan given, standard-nya kumpeni.. ya dipakai lah! Jangan protes ama gue hehehehe... Nanti bakal kerasa gunanya kalau dapet international assignment! Jadi, jangan kebanyakan protes ya...
Untuk menghibur diri dari kepenatan kerja hari itu, kami merencanakan makan malam di restoran 'Dynasty'. Mba Estherlita rekomen, kalau resto itu makanannya enak terutama cumi singapurnya.
Bertiga, kami (aku, mba Fifi, Victor -sepupu mba Fifi) pesan makanan berikut ini: 3 jenis sup untuk 3 orang (2 sup kepiting asparagus dan 1 sup kepiting jagung), mie goreng, puyung hai, cumi singapur, dan kerapu masak taosi. Minumannya juice nangka (kata Victor enak!), teh cina, dan jeruk panas.
Gilingan padi! Kami semua terkejut ketika pesanan itu datang. Meja kami langsung penuh! Menurut waiternya, semua pesanan itu cukup untuk 5 orang... Hahahahha belum tau dia! Badan kami boleh kecil tapi kapasitas besar...
Pertama, kami makan supnya. Hangat, legit, dan kepitingnya generous banget! Bukan cuma basa-basi 1 atau 2 suir, tetapi tiap sendokan selalu penuh oleh daging kepiting. Selanjutnya saya makan mie goreng, sambil 'ngemil' cumi singapur. Mie gorengnya enak (buatku cuma ada enak dan enak sekali), lebih enak dari mie goreng di resto tempat kami makan di Yogya. Yang unik adalah cumi singapurnya. Cumi yang sudah dipotong-potong, digoreng sampai kering dan renyah. Kemudian dimasak dengan saus sejenis asam manis. Tapi, pemberian saus ini tidak membuat cumi goreng berkurang renyahnya. Ponten 8 buat cuminya.
Puyung hai-nya? maaak, surga dunia! Gembung oleh isian daging kepiting. Telor yang dipakai sepertinya telor bebek, karena tidak kempes setelah digoreng. Ini puyung hai paling enak yang pernah aku makan! Bener deh...
Kerapunya... ini dia! Kalau di jakarta, ikan kerapu cukup mahal harganya. Tapi di sini, kami bisa makan kerapu seberat 600 gram, seharga Rp 35,000. Daging ikannya begitu lembut dan juicy. Terasa banget, aroma kesegaran ikan kerapu itu! Saosnya enak dan gak pelit bumbu.
Total jendral, makan malam kami itu begitu menyenangkan. Enak dan harganya terjangkau. Rp 178,000 buat semua...
Next trip, aku pasti ke sana... Rencanaku, mau makan steamboat-nya
kebagian ngiler doang dah ...
ReplyDeletemulih tugas lapangan mundak pirang kg ning?
ReplyDeleteduhhh ngiler doank
ReplyDeletening, kapan training di bandung :)
ReplyDeletelagi ?????? aaarrrgggghhhhh .................
ReplyDeleteHaduhhhh...cuma bisa liat fotonya tok..:((
ReplyDeletehuhuhu..hiks........andai badanku kecil walaupun makan banyak........
ReplyDeletebikin ngiriiiiiiiiiiiiiiii
ReplyDeletewadowwwwwwwwwww ngilerrrrrrrrrrrrrrrr
ReplyDeleteMampi warung ikan bakar Teluk Bayur Mbak Ning....sabel pencitnya joooss.....
ReplyDeleteMampir juga Blue Sky Resto, daging menjangannya oke punya. Kepiting Kenari jangan lupa.
nih... *nyodorin tissue*
ReplyDeletembuh... urung nimbang meneh... rada parno juga sih... huehehehe
ReplyDeletekekekekek
ReplyDeleteada di scheduleku tgl 21 Lis.. tapi aku gak sreg ama gurunya... :))
ReplyDeleteiya lagi.... maap, kepiting sokanya gak dapet! *pura2 lupa mode ON*
ReplyDeleteho oh... pengen pamer :P
ReplyDeletehihihih alhamdulillah... beratbadanku cepat naik tapi cepat juga turunnya :)
ReplyDeletehehehe maap! :))
ReplyDeletemau tissuee? heheheheh
ReplyDeletewaaaaa, ikan bakar pake sambel pencit itu cocok banget! nanti deh... next trip!
ReplyDeleteBlue Sky udah gak jual daging menjangan... terus, kepiting kenari rasanya gak konsisten... aku males ke sana... enakan tambora, menurutku :)
ReplyDeletewis wisssssss
ReplyDeletenining kihhh nawarin mung tissue :-P
nek kowe nang kene, aku tuku iwak & kepiting sing akeh buat ngoleh2i kowe :))
ReplyDeletehikss sedihnya diriku kepiting mahal :d
ReplyDeletengilereerrrr mbak, disini kagak ada yang begituan...... ngiriiiiiiii pooollll lah hehehe
ReplyDeletembak ningnong.. udah naik berapa kg?
ReplyDeleteNing, masih ada lagi gak nih lanjutannya :-D
ReplyDeleteWalah Ning, bahasamu membahas makanan koq sudah mirip sama pak Bondan dari Jalan Sutera ya. Sampai aku ngiler membayangkan puyunghai-nya.
ReplyDelete