Jumat terakhir di 2011, waktunya untuk review resolusi 2011. Hasilnya, downperformance! Sama sekali gak bagus... padahal udah dibuat simple dan jelas ukurannya.
Kilas balik ke akhir 2010/awal 2011, saya sempat bikin resolusi 2011. Cuma ada tiga poin, yaitu:
pengen belajar satu alat musik --- gagal, belum terlaksana
sertifikasi diving --- baru tahap awal belajar, cuma ikutan discovery diving
bikin 40 masakan --- berhasil bikin 34, gak terlalu buruk lah, 85% dari target
Di luar itu, hasilnya lumayan. Lebih sering pelesir, lebih bisa ngatur jam kerja dan berdamai sama si ganteng yang bengis, lebih rajin olah raga, dan lebih sering menghabiskan waktu sama ibu.
Alhamdulillah. Thank you, Allah. For giving me a healthy, mind-body-and soul.
Lari 5 km! Semua berawal dari ajakan Aris untuk ikutan Jakarta Globe 5K Fun Run. Iming-iming doorprize mobil, saya dan Ira daftar. Cuma dengan 30 ribu saja, dapat voucher makan siang. Lumayan... Tanggal 18 Desember, jam 05:30 kami berangkat dari Bintaro. Padahal, berangkat kerja pun tidak pernah sepagi ini. Saya parkir mobil di kantor, dan jalan kaki ke venue Fx. Di sana, sudah ada tenda panitia, dan kami daftar ulang. Rencana start jam 06:30, molor sampai jam 07:00. Gak enak sebenernya, karena udah agak panas dan banyak mobil. Gak disangka, saya masih kuat lari. Padahal terakhir jogging serius itu waktu saya masih tinggal di Duri. Waktu saya masih di bawah 40 menit untuk jarak 5 km...hehehe jangan dibandingin dengan Aris yang 'gila' lari, dan waktu tempuhnya 25 menit saja. Emang dari dulu udah tau sih, kalau olah raga itu bikin badan sehat. Tapi bukti nyata yang saya rasakan setelah ikut lari 5km ini, saya gak lagi ingusan karena alergi dingin setiap pagi. Alhamdulillah... Ini fotonya.. diambil dari Jakarta Globe.com Saya dan Ira ada di bagian bawah sebelah kanan... kecil aja! hahaha
Judulnya lebay yah. Masa Sule dan Pepi dibandingin sama David Beckham. Ada sih persamaannya, sama-sama manusia. Disclaimer: tulisan ini benar-benar bersifat subyektif, berdasarkan pengalaman pribadi saya kecuali David Beckham yang cuma saya lihat di tivi.
Minggu kemarin, heboh dengan kedatangan David Beckham. Beritanya ada di mana-mana. Koran, tipi, internet, dan radio. Bahkan, Syahrini bela-belain nemenin Beckham sampai tiga hari. Kabarnya, Syahrini dandan a la Posh Spice alias Victoria istri Beckham supaya Beckham feels like home. Ih, kalo saya jadi Beckham atuh mending ajak istri sekalian daripada orang lain dandan seperti istrinya. Terus, saya lihat di tv, Beckham itu murah senyum yah.. dadah sama orang dan penggemarnya, terus sempat juga salaman sama penggemar yang mendekat. Padahal, waktu itu sekuriti dan body guardnya nempel ketat banget. Seneng juga lihatnya yah, orang yang sekaliber dia terlihat low profile dan tidak sombong.
Liat deh ini fotonya yang masih terus melambai dari dalam bus:
Hari Jumat malam, saya ke Bandar Lampung dan bermalam di hotel Amalia. Rupanya malam itu, ada rombongan Sule + OVJ, beserta kru Trans7. Kebetulan mamak mamak di rombongan saya (ibu dan mami) adalah penggemar Sule. Mami bahkan sempat bilang, waah kalo bisa mau foto bareng Sule. Setelah taro barang di kamar, kami turun untuk makan malam. Rupanya, pihak Trans7 sudah siap dengan kameranya di bawah untuk menyambut Sule and the gank. Kecele mereka, waktu pintu lift terbuka yang keluar ternyata saya dan rombongan. Hahahahaha...
Waktu itu, orang hotel bilang Sule masih di lantai 2 buat konferensi pers. Mami dan ibu minta kami tunggu di lobby, karena mereka berdua betul-betul ingin lihat Sule. Saya mah biasa aja, fans bukan, sebel juga kagak.
Lift bunyi, tanda ada yang turun. Kru tivi pun bersiap. Kali ini yang keluar adalah Sule dan rombongan. Tapi...wajh Sule terlihat datar, tidak ada senyum, tidak ada dadah dadah apalagi mau diajak salaman. Sule berjalan lurus, melihat ke depan dan maaf, terlihat angkuh sekali. Sule sama sekali tidak meladeni panggilan-panggilan penggemarnya yang ada di lobby hotel. Blaas, sama sekali gak mau nengok. Selain Sule, di situ ada juga Andre, yang malah terlihat santai, dan senyum ke kami. Duuh, mami dan ibu kecewa. Sedih rasanya, lihat senyum dari wajah-wajah tua itu berangsur menghilang. Terus mami bilang: ee, sombong betul Sule tu... udah lah, mami gak nge-fans lagi. Harusnya Sule paham yah, dia gak akan setenar sekarang kalau bukan karena penggemarnya.
Minggu sorenya, kami pulang ke Jakarta. Kebetulan kami satu pesawat dengan Pepi the Explorer. Di ruang tunggu bandara, Pepi berdiri tidak jauh dari tempat kami duduk. Kakak Icha lihat, dan bilang ke saya: tante nining, Icha boleh gak foto sama Pepi? Trus, saya minta Icha untuk ijin langsung ke Pepi, tapi Icha malu. Akhirnya saya panggil Pepi: "Oom Pepi, kak Icha mau foto boleh tak?" Ehhh, tau gak, Pepi langsung datang mendekati Icha... terus Icha diajak berdiri di sebelahnya. Gak lama, mama Ira dan adek Ina ikutan. Saya cuma sibuk foto-foto mereka berempat pakai hape Icha. Selesai foto, Pepi tidak langsung pergi. Dengan sabar, Pepi menunggu Icha melihat hasil fotonya di hape. Mama Ira juga sempat ngobrol sama Pepi, dan saya sempat dengar obrolan2 lucu dari mereka berdua. Pepi cerita kalau dia juga dari Kiluan, lihat dolphin... juga ke Krakatau.
Nah, liat Pepi ini hawanya adem, dan beneran lucu. Sama anak-anak pun dia ramah. Padahal kalau dilihat tampangnya kan serem yah, badannya besar, jenggot dikuncir. Mana pakai baju hitam pula... Herannya, anak kecil gak takut dekat-dekat dia. Hal ini terulang di tempat ambil bagasi di Cengkareng. Lagi-lagi Pepi dikerumuni anak-anak kecil.
Senang rasanya kalau liat orang terkenal seperti Beckham dan Pepi yang tetap membumi, ramah kepada penggemar, dan tidak lupa asal-usulnya.
Arrrgghhhh.. selalu seperti ini tiap kali pulang liburan. Males nulis, cuma bisa ngelamun...atau ya, liat-liat foto dan videonya berulang-ulang.
Cuma, saya sudah terlanjur janji sama beberapa kawan, untuk membagi oleh-oleh trip kemarin di sini. Ok deh, yuk mari kita mulai.
Jumat pagi, check out dari Sheraton Bandung jam 07:30, naik travel jam 08:30, sampai Bintaro jam 11:00. Tadinya cuma mau tuker koper dari Bandung dengan tas yang akan di bawa ke Lampung. Tapi yaaah akhirnya saya packing ulang. Bongkar lagi... supaya perlengkapan snorkling bisa diangkut. Yes, saya niat bener snorkling di Kiluan sampai saya beli fin-masker-snorkel Cressi di www.alatselam.com minggu sebelumnya. Dan terbukti nanti, saya tidak menyesal...
Berangkat ke Bandar Lampung, dengan GA108. Boarding on time, tapi take-off terlambat satu jam! Banyak pesawat antri buat terbang di landasan. Waktu saya lihat dari jendela, di belakang GA108 yang saya tumpangi, masih ada lima pesawat antri... Ampuun!!
Rombongan kali ini terdiri dari saya, Ira, Icha, Ina, mami (emaknya Ira), dan ibuk. Trip kali ini adalah untuk kesekian kalinya liburan saya bareng Ira, Icha, dan Ina.
Jumat malam, kami nginep di htl Amalia dulu di Bandar Lampung. Lumayan, ketemu Sule. Tulisan ttg Sule, ada di jurnal setelah ini ya.
Sabtu pagi, jam 07:30 kami meluncur ke Teluk Kiluan. Dari Bandar Lampung ke Teluk Betung, jalan mulus. Masuk wilayah Lempasing terus ke Punduh Pedada, jalan mulai menyempit. Berkelok-kelok dan naik turun. Kadang berlumpur, sering juga berbatu.
Sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan hutan hijau di kanan kiri jalan, selang seling dengan perkebunan kopi atau coklat. Sesekali akan terlihat laut biru yang luas, di sebelah kiri tebing-tebing jalan yang kita lalui. Terlihat juga tambak udang di sisi kiri jalan, langsung berbatasan dengan laut.
Ada pemandangan unik beberapa kilometer menjelang Kiluan. Saya sempat melihat ada perkampungan adat Bali, lengkap dengan gapuranya yang khas, juga kain sarung kotak-kotak hitam putih dan kain kuning di depan setiap rumah. Menurut pak Tony, supir kami, ada kurang lebih 30 kk Bali di desa itu.
Kira-kira jam 11:30, kami tiba di wilayah ekowisata kampung Bandung, Kiluan. Setelah melalui perjalanan yang cukup melelahkan, keindahan Teluk Kiluan terlihat di depan mata. Takjub dan bahagia, itulah dua kata yang mewakili perasaan kami ketika pertama kali tiba. Sejauh mata memandang ke depan membentang birunya laut, memandang ke belakang hijaunya hutan pegunungan Bukit Barisan.
Alhamdulillah, sepanjang perjalanan Icha dan Ina tidak rewel. Walaupun sempat Icha bertanya berapa jam lagi, ma? hahahaha
Di tempat pemberhentian mobil, kami masih harus naik perahu jukung selama kurang lebih 10 menit, untuk menuju Pondok Anak Abah tempat kami akan menginap. Sebenarnya, di pinggir pantai itu saya lihat beberapa rumah panggung (istilahnya homestay) yang disewakan. Namun sayang, tampak kurang terawat dan terlihat seadanya.
Pondok Anak Abah berhadapan langsung dengan Pulau Kelapa. Selesai dibangun bulan September 2011, bangunan ini layak pakai walaupun sederhana. Fasilitasnya kamar lengkap dengan tempat tidur dan furniture, kamar mandi, air bersih/tawar, listrik kalau malam, dan makan (pagi-siang-malam) atau tergantung permintaan.
Pantai di depan pondok, bersih dan landai, berpasir putih, ombak yang tenang, air yang jernih, dan ikannya banyak. Suasananya hening, hanya terdengar debur ombak, dan sesekali suara perahu motor. Eh tapi kadang terdengar jeritan Icha dan Ina yang main pasir di pantai. Cocok sekali untuk tempat istirahat. Dan jangan harap bisa ada sinyal hape atau tivi di sana yaa....
Kami menghabiskan siang dan sore dengan tidur-tiduran di hammock, bermain di pantai, minum teh hangat. Ahhh, nikmatnya... Puas main di pantai, saya tidur dengan sukses... Rugi sebenernya, sampai sana malah tidur. Tapi siapa yang bisa menahan nikmatnya angin sepoi-sepoi?
Makan malam kami, berupa ikan bakar yang beratnya 5 kg, dengan panjang kurang lebih satu meter. Orang sana menyebutnya ikan lemadang. Nasi liwet masakan Kang Tatang, merupakan nasi liwet paling enak yang pernah saya makan. Gurih, dengan bumbu yang royal, tingkat kematangan yang pas, dan aroma yang harum. Hmmm saya nambah tiga kali lho... #jujur
Jam sembilan malam, kami sudah pergi tidur, supaya bisa bangun pagi untuk atraksi utama liburan ini.
Yaah, namanya udah biasa tidur maksimal lima jam, walhasil saya bangun jam dua dini hari. Sunyi senyap.. cuma terdengar debur ombak, suara genset dan jangkrik. Sesekali, suara anjing menggonggong. Saya tidur lagi sampai subuh.
Mulai setengah enam, kami bersiap untuk melihat lumba-lumba. Ganti baju, pakai sunblock, siapin tas untuk bawa minum, snack, dan kamera. Ohya, kang Tatang juga membagikan life jacket untuk peserta. Kami (saya, Ira, dan Icha) semua bisa berenang, tapi memastikan semua peserta memakai life jacket merupakan SOP nomor satu. Bagaimana tidak? Kami akan keluar dari Teluk Kiluan yang tenang, menuju perairan Samudra Hindia yang ombaknya garang.
Kami berangkat kira-kira jam enam pagi, menuju tempat atraksi kurang lebih 30 menit. Bersama kami, ada kurang lebih lima perahu lain, dari rombongan berbeda. Patokan lokasinya kurang lebih setelah laut melewati batas daratan terakhir, dilihat yang lurus dari tempat kita.
Kami menunggu kira-kira lima menit, sebelum lumba-lumba pertama muncul. Setelahnya, lumba-lumba susul menyusul menari, melompat, sendiri-sendiri maupun rombongan. Haduuuh, saya tidak bisa menggambarkan perasaan saya saat itu. Melihat lumba-lumba yang cantik itu demikian dekat dengan saya. Tidak putus-putus kami mengucap: Masya Allah... Subhanallah... dan juga tepuk tangan serta teriak-teriak memanggil. Kabarnya, semakin ramai kami tepuk tangan, semakin beraksi. Dan itu terbukti... susul menyusul mereka muncul ke permukaan... berenang, dan susul menyusul dengan perahu kami. Kami kembali ke teluk setelah matahari mulai tinggi. Lumba-lumba tidak mau muncul kalau sudah siang dan panas. Ahhh, belum puas rasanya... Maafkan kalau di video ini, suara yang terdengar sangat 'liar'... maklum, emosi jiwa, tidak kuasa menahan rasa...
Jam delapan, tiba di pondokan, baru terasa lapar. Alhamdulillah nasi uduk, ayam-tahu-tempe goreng masakan kang Tatang sudah tersedia. Wuuiiiih, enaknya.
Kegiatan berikutnya adalah: snorkling. Kami bertiga bawa alat masing-masing, walaupun pondok menyediakan alat buat disewa. Tapi berdasarkan pengalaman, saya jarang sekali dapat peralatan dengan ukuran pas, kecuali waktu ikut Carbonate Field Trip ke Pulau Seribu bersama Cliff Jordan dulu sekali.
Haduuuh, senangnya saya snorkling di sana. Tidak perlu jauh-jauh ke tengah naik perahu, kami sudah menjumpai terumbu karang, yang dihuni ikan, kecil dan besar dalam jumlah banyak, dengan warna beragam. Ada ikan badut, ikan injel, kakap kecil, lobster... dan jenis-jenis ikan yang saya tidak tau namanya..
Bertiga kami snorkling, berdekatan, berebutan saling tunjuk ikan-ikan yang berenang di sekeliling kami. Sayang sekali, kami tidak bisa lama-lama di air, karena jemputan kami akan datang jam 10. huhuhu belum puas nih...
Kami sepakat, satu malam di Kiluan masih kurang, dan kami ingin ke sana lagi secepatnya.
Oh iya, ini gambaran biaya yang kami keluarkan kemarin:
Pesawat JKT-TKG v.v +/- 700 ribu per orang (GA), hotel di bandar lampung 800 ribu/malam, transport darat ke kiluan 800 ribu v.v (mobil tergantung persediaan, kemarin pakai Xenia dan APV), perahu ke Pondok Anak Abah 5 ribu per orang sekali jalan, perahu untuk lihat dolphin 250 ribu sekali jalan buat 3 orang, penginapan 400 ribu/malam (termasuk bahan bakar genset) per malam, sekali makan 20 ribu per orang.
Waktu ulang tahun bulan Oktober lalu, saya bikin acara syukuran dan santunan kecil-kecilan. Bikin nasi kuning dalam box, terus panggil anak yatim & dhuafa sekitar komplek. Saya juga nyiapin angpau.. isinya gak seberapa, yang penting happy bisa bagi-bagi.
Sewaktu menyiapkan acara ini, Yanti ART ibu saya terlihat semangat sekali. Gak sekali dua kali, Yanti tanya ibu,"Bu, kalau orang miskin mau sedekah boleh gak?" Tentu saja ibu jawab,"Gak ada batasan kaya miskin untuk bersedekah, yang penting ikhlas."
Spontan Yanti bilang ke ibu,"Bu, ulang tahun saya bulan depan. Saya pesan nasi kuning ya bu. Seratus ribu dapat berapa kotak? Saya mau bagi-bagi buat teman dan tetangga ceceu saya"
Boooo, mak nyus hati ini dengernya. Saya malu sama Yanti. Dengan segala keterbatasannya, dia masih semangat ingin berbagi.
Oh iya, Ceceu atau kakak-nya tinggal di rumah petakan di luar komplek rumah Ibu. Yanti sering main ke sana kalau dia ambil hari libur. Yaaa, Yanti punya jatah hari libur lho.. kan dia karyawan, yang punya hak cuti tahunan
Jumat, 11 November, Yanti ulang tahun, hari Sabtu kemarin kami kerja bakti. Saya buat kue, tiga lapis sponge coklat, dihias rose bouqouet, dan dikasih pager coklat. Sewaktu mewarnai butter cream, ada insiden kecil Saya pakai pewarna water base, walhasil jadinya jelek. Ya iya lah, minyak gak mungkin campur sama air. Tapi tetep bagus kok.
Ibu juga sibuk bikin nasi kuning dan lauk pauknya untuk dibuat nasi kotak. Jadi, rencananya, sore setelah Ashar, Yanti akan bagi-bagi kue dan nasi kuningnya untuk teman-teman dan sodara. Sewaktu serah terima nasi box dan kue, dia kasih uang seratus ribu buat ibu, sama ibu dibalikin lagi. Ibu bilang,"Udah kamu simpan aja, katanya mau beli kambing buat qurban tahun depan"
Ahhh, pagi-pagi, bikin tulisan ini jadi pengen mewek... Inget Yanti, inget Ibu... Saya banyak belajar dari mereka berdua, tentang arti berbagi, juga keikhlasan.
Ya, pagi ini baca di kompas.com tentang ibadah haji. Sebagaimana diketahui hari ini, jemaah haji dari seluruh dunia akan berangkat menuju Arafah, untuk melaksanakan wukuf esok hari. Wukuf di Arafah ini sendiri merupakan puncak atau inti dari seluruh rangkaian ibadah haji. Bahkan Rasulullah pernah menegaskan: ''Al-Hajj 'Arafah'', haji adalah Arafah. (HR. Ahmad dan Ashhab al-Sunan).
Nah, perasaan saya ini selalu terharu biru, gak karuan, tiap kali membaca berita tentang perjalanan ibadah haji. Rindu untuk menyapa dan berkunjung ke Baitullah lagi, dan biasanya air mata saya langsung mengalir tanpa saya sadari. Bukan lebay, tapi yah memang perjalanan haji itu adalah pengalaman spiritual paling luar biasa yang pernah saya alami.
Tahun 2008, saya berkesempatan menunaikan ibadah haji bersama ibunda. Buat saya yang pertama, buat ibu yang kedua -setelah tahun 2003 berdua dengan alm. Bapak. Perjalanan itu menguatkan hubungan kami yang sebelumnya memang sudah kuat.
Di sana, terasa sekali bahwa kita betul-betul manusia yang tidak ada apa-apanya di hadapan Allah. Padahal sering kali sebagai manusia kita merasa kuat, sombong, dan takabur. Di sana, saya melihat dengan mata kepala sendiri, betapa seorang nenek berumur 78 tahun berjalan dengan gagah, sehat, dan lupa pada penyakit rematiknya. Subhanallah...
Tapi saya juga lihat sepasang suami istri yang bertengkar (orang Indonesia) di pelataran Kabah, setelah selesai tawaf. Ah, sayang sekali tempat suci itu dikotori oleh umpatan dan sumpah serapahnya. Ibu langsung mendekati mereka dan minta mereka berdua untuk segera istighfar, segera berwudhu, dan saling minta maaf.
Ada seorang bapak dalam rombongan kami yang pensiunan tentara. Menurut Bapak ini, perjalanan haji adalah seperti perang. Bahkan lebih berat dari perang yang sesungguhnya. Beliau bilang, sewaktu perang di Timor-Tmur, dia tau siapa musuh, dan siapa yang harus dia lawan. Sedangkan selama haji, musuhnya adalah diri sendiri. Setan dan hawa napsu yang datangnya dari dalam hati, itulah perang yang harus di lawan. Makanan belum datang, ngomel. Antri kamar mandi, ngomel. Bahkan ada yang pingsan di dalam lift karena tidak mau menunggu lift berikutnya dan memaksakan masuk dalam lift yang sudah penuh.
Yah, betul sekali kata alm. mutawwif saya (Al-Fatihah buat beliau). Sebaik-baiknya bekal untuk berhaji adalah ilmu -supaya bisa melaksanakan rangkaian dan tata cara haji sebaik-baiknya sesuai cara Rasullullah, juga bekal sabar sebanyak-banyaknya.
Saya menjalankan ibadah haji dengan lancar, hati lapang, tenang, dan tidak meninggalkan hutang. Tidak ada beban. Ringan sekali langkah saya. Alhamdulillah. Saya bahagia. Buat saya, ibadah haji itu merupakan perjamuan terbesar yang pernah saya hadiri. Saya menjadi tamu Allah, seperti jutaan manusia lain yang berniat semata-mata karena Allah, untuk mendapat haji mabrur.
Oh iya, saya sedang tunggu telpon pak Udjang dari sana. Waktu masih di Madinah, beliau nelpon. Mau ke Mekkah, beliau nelpon. Jadi wajar dong, sekarang menjelang keberangkatan ke Arafah kalau saya tunggu telponnya :)
Melalui rejeki yang Allah berikan lewat saya, pak Udjang ini adalah jamaah ketiga yang saya berangkatkan sejak tahun 2009. Saya bukan riya, tapi saya cuma ingin berbagi kebahagiaan untuk orang lain, dengan menjadi tamu Allah. Dan saya percaya, saya gak akan jatuh 'miskin' dengan bersedekah menghajikan satu orang per tahun. Balasan Allah sendiri berlipat-lipat ganda. Alhamdulillah.
Buat teman yang belum berhaji, segeralah berhaji selagi muda. Karena haji itu berat, sodara-sodara. Semoga Allah meringankan langkahnya, melapangkan rejekinya, dan memudahkan segala urusannya. Amin
"Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan" (QS: Ar-Rahman)
Janjian sama Mbak Vivien di food court PS, jam 11:30. Sampai sana, mbak Vivien udah pesan makan, jadi deh kita cari tempat duduk yang enak buat ngobrol lama. Terus saya keliling food court PS, yang sambil merem aja saya tau lokasi ini jualan apa *saking seringnya kemari*
Akhirnya saya pilih SARI RATU. Pesan nasi 1/2, gulai daun singkong dan dendeng suwir dan sambal ijo, dan air mineral. Makanan2 itu dibandrol 47 ribu rupiah. Yak, Sari Ratu emang keparat mahalnya. *Udah tau mahal, tetap dibeli*
Terus, kami berdua makan-makan sambil ngobrol-ngobrol. Sampai saya melihat ada sesuatu yang mengkilat di sayur daun singkong. Saya ambil pakai garpu, dan ternyata.... itu adalah plastik!! Plastik bening seperti yang biasa dipakai untuk bungkus.
Waaksss, komplen gak ya? Males aja sih, lagi seru-serunya ngobrol soal askes yang saya bikin untuk ibu, saya gak mau mood jadi jelek karena liat plastik di makanan saya. Saya gak tau, itu sempat dimasak bersama sayur daun singkong yang saya makan atau tidak.. hehehe
Saya kehilangan selera, dan melirik sedih ke dendeng suwir yang masih banyak. Sayang saya gak bawa tupperware. Kalau bawa, kan lumayan dendengnya bisa dibawa pulang. Yah, Alhamdulillah deh, 47 ribu dapat bonus PLASTIK di dalam sayur.
Untuk menghibur diri, saya beli mini cheese cake di Maqui's.. Nikmat!
You live your life with intensity, always going full force. You push yourself (and others) to the limit... you want more than you can handle. An extreme person, you challenge and inspire the world!
Sering ya dengar orang bilang, salah tidur.. Kenapa dibilang salah tidur? padahal tidur gak punya salah apa-apa sama kiita.. eh tapi ada juga yang bilang, salah bantal.. nah lho! *mulai ngaco, tadi malam ngelem berapa kaleng kakak...??*
Salah tidur atau salah bantal itu maksudnya kira-kira sakit leher akibat salah posisi waktu tidur. Jadi, waktu bangun pagi itu, leher suakiitt banget kalo nengok ke kiri atau ke kanan.
Entah kenapa, saya sering sekali ngalamin itu. Apa karena tidur saya yang terlalu lasak? Perasaan nggak deh... Karena kalau bangun, saya berada di posisi yang kurang lebih sama dengan posisi sewaktu saya mulai tidur. Ini bisa dilihat dari bagian tempat tidur mana yang berantakan... walaupun tempat tidur saya gede, saya tidak dengan semena-semena ganti posisi tidur walaupun dalam keadaan tidak sadar.. hihihi
Kalau lagi ngalamin salah tidur, saya tersiksa sekali. Pagi-pagi, gak bisa tengok kanan kiri dengan leluasa. Kalau ada yang panggil, bukan cuma kepala saya yang nengok tapi badan perlu nengok juga. Obat satu-satunya ya pijat. Tapi gak boleh sembarang tukang pijat, karena salah-salah, bukannya sembuh malahan bikin tambah parah. Pernah ada yang kasih tau, kalau koyo bisa jadi obat mujarab. Tapi saya pernah coba, dan saya gak tahan dengan panasnya. Padahal saat itu, saya coba koyo yang paling 'mild' alias tidak 'hot'.
Selain karena posisi tidur yang kurang baik, kabarnya salah tidur ini juga bisa terjadi gara-gara kurang olah raga. Uhuuuiii, kalau ini rasanya cocok buat saya. Saya belum pernah lagi berenang sejak bulan puasa. Soalnya sakit leher ini udah menimpa saya sebanyak kurang lebih tiga kali sejak bulan Ramadhan.
Baiklah, kalau begitu saya mau mulai olah raga lagi. *Ira, halo halo ya kalau pak Abok tidak di rumah jadi saya bisa nebeng berenang di rumah situu*
Saya juga harus stretching paling nggak tiap satu jam kalau sedang bekerja dan meng-enable (halah bahasanya!) workpace break saya... *hihihi kebiasaan buruk, jangan ditiru, tiap habis start komputer saya langsung disable workpace break saya*
Selamat kerja semuanya. Semoga sehat dan lancar semua urusannya. Amin.
Hore! Liburan lagi... !! Siapa sih, yang gak suka liburan? Pasti semua suka. Buat saya, liburan itu wajib hukumnya. Dan sepertinya, tahun 2011 ini saya boros sekali buat berlibur hehehe
Trip ini adalah kali ke tiga saya berlibur bersama Ira dan anak2nya, setelah ke Bali (Jan 2011) dan Singapur bulan lalu. Pilihan tujuan sebenarnya ada dua, yaitu pulau Seribu (belum ditentukan pulaunya) atau Tanjung Lesung. AKhirnya pilihan jatuh ke Tanjung Lesung, karena cuma perlu trip darat (kecuali ingin nyebrang ke Pulau Umang). Kalau ke p. Seribu, kami kuatir Icha & Ina bete kelamaan naik perahu.
Tujuan udah ditentukan, sekarang giliran reserve waktu dan tempat (hotel). Browsing-browsing, telpon sana-sini, dapat rekomendasi untuk nginep di Kalicaa Villa, yang merupakan salah satu villa/cottage di Tanjung Lesung Resort. Kami pilih Villa Bora-bora 3 (tiga kamar tidur) plus kolam renang. Maksudnya supaya langsung nyebur kolam klo malas ke pantai. Oh iya, selain Ira dan keluarga, saya dan Ibu, ada juga Oma dan Nenek.
Perjalanan menuju TKP makan waktu +/- 5 jam, relatif lancar kecuali di tol yang banyak perbaikan (katanya sih menjelang libur Lebaran bulan depan). Saya berangkat dari Bintaro, terus masuk tol sampai BSD, dan langsung ke tol Jkt-Merak. Terus keluar di Serang Timur, lanjut arah kota Pandeglang dan Labuan, ikutin aja jalannya sampai Tanjung Lesung di ujung. Ini peta lokasinya ya. Ambil di sini:
Tanjung Lesung itu.. enaaak tempatnya. Panorama alamnya indah, pasirnya halus walaupun ada beberapa spot yang berkarang, dan anginnya sepoi-sepoi. Pantainya? Subhanallah, airnya bening dan bersih, dengan hamparan pasir pantai yang landai dan luas. Posisi pantai yang tidak menghadap langsung ke samudera lepas membuat tiupan angin dan deburan ombak kawasan ini tidak terlalu besar.
Jalan di kawasan villa dinaungi oleh dahan pohon yang menyerupai kanopi. Bahkan, di beberapa tempat terlihat seperti terowongan.
Fasilitas hotel juga oke banget. Dapat makan pagi (indonesian or american breakfast) dan malam (aneka hidangan laut). Bisa sewa sepeda kalau mau keliling resort, juga macam2 aktifitas di laut seperti: banana boat, snorkeling, sea kayak, dan sepeda air.
Jadi, jangan bingung gak punya kegiatan selama di sana. Bisa makan enak, main air, main sepeda, tidur, makan lagi, jalan-jalan, main sepeda lagi, berenang lagi.. hahaha apa lagi coba?
Pagi ini, ada tiga orang yang kasih saran (tepatnya nyuruh) saya ganti si Mungil (mobil saya).
Teman saya Dudut, setelah saya tunjukkan foto odometer mobil saya yang tadi malam mencapai 50,001 km --- teramat rendah untuk mobil berumur 6 tahun
Teman saya Ira, setelah saya bilang saya gak mau naik si Mungil ke Tanjung Lesung, mengingat si Mungil begitu pendek --- tidak baik untuk jalan yang kabarnya agak rusak menuju Tanjung Lesung
Tante Dwi teman Ibu, yang pergi ke Tanjung Lesung minggu lalu. Waktu saya tanya, gimana jalanan menuju TKP, kalau pakai mobil saya, aman tidak? Jawabnya: pakai sedan kurang enak. Enaknya nining ganti mobil, beli mobil yang agak tinggi --- menurut saya tidak menjawab pertanyaan
Ampun dijeee....!!! Kenapa semua bersekutu melawan diriku untuk cepat mengganti si Mungil..?
Intermezzo ya, cerita pengalaman syerem yang pernah saya alami. Semua pasti tau, kalau makhluk halus itu memang ada. Tapi, tidak semua manusia pernah mendapat pengalaman melihat, merasakan, atau mendengar keberadaannya.
Saya sendiri, mungkin punya perasaan yang halus dan sensitif. Kalau ada yang bilang ini faktor keturunan, saya kurang tau juga walaupun alm. Bapak beberapa kali melihat wujud kakek sorban putih di rumahnya heehehhe
Pengalaman saya dengan 'dunia lain' diawali tahun 1996, waktu saya kerja praktek di UP VI Pertamina, Balongan. Hehehe langsung ketauan deh, umurnya.
Karena Pertamina tidak menyediakan akomodasi (hanya memberi uang), maka saya mencari tempat kost di sekitar UP. Banyak karyawan Pertamina yang juga nge-kost di sini, karena mereka umumnya memiliki keluarga di Jakarta, dan setiap jumat malam ke jakarta lalu balik lagi minggu malam. Saya juga demikian, jumat pulang, minggu balik.
Pernah satu kali, saya gak pulang ke jakarta, jadi wikenan di rumah kost. Kamar-kamar kos letaknya terpisah dari rumah induk. Setiap jam 10 malam, ibu kos dan anaknya menutup dan mengunci rumah utama. Di ruang makan yang letaknya di luar, dekat teras belakang, dan dekat kamar saya, ada boneka yang kalau diputar tuasnya, akan bernyanyi. Menurut saya, boneka itu bentuknya mengerikan.
Jam dua pagi, saya terbangun karena saya mendengar boneka itu bernyanyi. Saya begitu hapal dengan iramanya dan saya yakin saya tidak bermimpi. Sempat saya mengintip keluar kamar, semua lampu dalam keadaan mati. Huhuhu saya langsung menggigil... Jadi, siapa yang nyetel boneka itu ya..? Paginya saya tanya PRT, apa dia bangun jam dua pagi tadi? Dan tentu saja jawabannya: Tidak
Pengalaman kedua, tahun 2007. Saya habis takziah ke kayumanis, orang tua tetangga saya meninggal, dan saya biasa dipanggil beliau: Uyut. Sampai Ciledug, jam 10 malam. Saya masuk rumah ibu, dan serrrrrr.... wangi melati begitu kuat! FYI, waktu itu di rumah kagak ada pohon melati dan gak ada kembang melati di dalam. Terus saya bilang gini: "Uyut, pulang sana! Aku udah selamat sampe rumah kok!" Yang ada, ibu bengong dengernya...
Pengalaman ketiga, terjadi belum lama ini. Saya lembur di kantor. Jam 11 malam, di ruangan saya, sendiri, cuma ada musik yang tidak terlalu jedung-jedung. Sekuriti ada di meja resepsionis, yang letaknya agak jauh dari ruangan saya.
Tiba-tiba ada suara, menyapa saya. Terdengar seperti geraman anjing, disertai angin mendesir dan tiba-tiba dingin. Huhuhuh ngaruhkah? Nggak tuh! saya nggak ngibrit buru-buru pulang, tapi malah nerusin kerja
Mencari jodoh adalah kegiatan yang masih terus saya jalani sampai sekarang. Pokoknya maju terus, pantang mundur, hajar bleh, sikat boooo!!
Kegiatan ini, banyak suka duka-nya. Ada yang lucu, sedih kadang-kadang, seru, dan gak sedikit yang menyebalkan. Yang seru, pernah saya dikenalin ke laki-laki, teman si A. A ini kasih embel-embel: Dia bakal cocok ama elu, nong...sama-sama ini, sama-sama itu. Terus, saya dikasih nomer hape pria itu, begitu juga sebaliknya. Kemudian, ada telpon atau sms, bilangnya: saya Z, temen si A. Berlanjut lah perkenalan di telpon, terus kopdar. Kopdar yang pertama, bikin deg-degan. Blind date gitu lho, jadi kesan pertama bakal menentukan langkah selanjutnya. Gimana kalau pas nelpon suaranya enak, tapi pas ketemu tampangnya di bawah standar atau kelakuannya bikin ilpil? Gimana kalo saya kebawelan dan dia gak berkenan? Huahahaha
Ada juga yang sedih. Pernah kejadian, saya suka si B, teman lama saya. Si B ternyata suka juga sama saya. Asyik, gayung bersambut, judulnya! Tapi karena berbagai sebab, saya dan si B tidak bisa berlanjut. Tetap berteman? Inginnya begitu, tapi sulit pada awalnya. Sehingga kami diskonek dulu beberapa lama, sampai akhirnya netral dan bisa berteman lagi. Sedih? Pasti dong.. tapi kalo bukan jodoh, tidak bisa dipaksa.
Lalu, ada si C. Uuuh, saya sukaaaa sama dia! Dia juga sukaaaa sama saya! Tapi C orangnya minderan. Saya capek terus-terusan berusaha mendongkrak pede-nya. Sering bilang seperti ini: ah kamu S2, saya cuma D3. Masalah perbedaan tingkat pendidikan ini tidak kritikal buat saya selama orang tersebut ada usaha untuk 'belajar' dan nyambung klo diajak omong. Pernah juga si C bilang: adik saya lima, kamu anak satu2nya. Terus, urusannya apa? Dia kuatir klo nanti adik2nya bakal 'merongrong' saya. Padahal kenyataannya, adik-adiknya sudah mempunyai pekerjaan yang baik. Hal-hal seperti ini bikin saya ilpil, dan berpikir: mau sampai kapan? Capek gak sih, 'ribut' soal seperti ini terus? OR.. he's just not that in to me, sehingga mencari alasan untuk terus tidak merasa nyaman? hehehe sepertinya yang kedua lebih tepat. Enam bulan pisah dari saya, saya dapat kabar kalau dia menikah dengan teman sekampungnya, yang berprofesi teller di sebuah bank. Cantik, dan sexy! Alhamdulillah...
Yang nyebelin? Banyak! Pernah saya dikenalkan ke seorang brondong umur 20-an. Kopdar pertama, dia ingin ketemu di salah satu resto di mall dekat tempat saya kerja. Kesan pertama: wow, klimis -rambut pake gel, wangi, dan sepatu lancip! hahaha high maintenance. Ngobrol-ngobrol deh kita. Seruuu, asyik! Bakal awet muda dan update trend masa kini. Ujungnya kok nyerempet soal duit. Dia bilang, pengen punya pasangan yang income minimalnya 20 juta sebulan (itu tahun 2008). Heeehhh? Gak salah dengar? Memang siiiiiih, income saya waktu itu sudah lebih dari 35 juta sebulan *prooottt... boong banget,siap2 digaplok dan dilempar kain pel* tapiiii dengar ada laki-laki yang membatasi minimum income calon pasangannya seperti itu bikin saya muleeessss... terus, maksudnya apa? Pengen nanti pasangannya yang cari nafkah terus dia ongkang-ongkang kaki di rumah, main perkutut dan berkebun? Ah, gak kepake orang kayak gini maaah...
Terus, ada yang ingin kenalan, di fesbuk. Yes, fesbuk! Saya lihat profilenya, ok laaah. Satu almamater di UI, dan mutual friendnya banyak. Untuk ketemu, janjiannya ribeeeet, susah betul, sampai dia ingin datang ke rumah saya. Ingin ketemu ibu saya, padahal saya belum ketemu dia. Weiitss, nanti dulu! Terus saya bilang, ini jadwal saya untuk dua minggu ke depan, silakan cari mana yang enak dan cocok. Kami sepakat untuk ketemu di..... bank! Sambil menunggu giliran saya ke CS, kami ngobrol-ngobrol. Kesan pertama: ilpiiiil, gak seneng! Ampun, masa ngobrolnya pake bisik-bisik ke telinga yang ditutup sebelah tangan macam anak SD yang gak pengen obrolannya didenger temen sebelah. Yang lebih bikin ilpil dia tanya: mobil kamu apa? sekarang saya pake mobil X, nanti kalo proyek saya lolos, saya ganti merk Y... Selesai? Belum! Dia bilang, kalo pergi ke site, daily allowance-nya sekian-sekian. Apa maksudnya? Sangkanya saya bakal tertarik? iiiih, nggak deh... Di sini, saya sms teman saya Yanna, minta tolong dia telpon supaya saya bisa kabur dari obrolan kaje dengan si mas ini, sebut aja D. Usaha kabur pertama, berhasil! Selesai urusan saya dengan CS bank, si D menceramahi saya tentang bunga bank dan riba.. bla bla bla. yeah right! Gak usah diceramahin, saya pun sudah mengerti soal itu dan si D ini kan gak tau, urusan saya dengan bank itu urusan apa.. wkwkwkkw Kelar urusan saya dengan bank, kelar pula dia jadi kontak saya. Kejam? biarin deh kalau dibilang begitu, saya cuma pengen merasa nyaman.
Yang lucu juga banyak. Saya pernah dikenalkan ke duda, mapan dan kumisan (gak ada hubungannya). Terus, dia ajak saya makan malam sama teman-temannya, yang juga saya kenal. Saya ajak teman saya dan suaminya, yang kenal juga sama kenalan saya. Halah, kok ribet. Walhasil, kami semua sibuk dengan makanan pesanan masing-masing, yang enak dan banyak. Sang duda gak ikut makan. Katanya ngantuk. Jadi, kelar makan, si duda bayar, dan pulang. Sepertinya, dia ilpil sama saya dan teman-teman saya yang doyan makan hahaha
Terakhir, ada kejadian seorang al4y dan 4babil, tiba-tiba kirim sms. Dengan tulisan khas alay, dia bilang serius ingin menjadi pendamping hidup saya. Heeeehhh? saya tanya, ini siapa? Dia menyebutkan namanya tapi sumpah, it doesn't ring a bell. Terus saya tanya, dapat nomor saya dari mana, dia gak mau bilang. Beberapa hari kemudian, ketauan kalau anak itu adalah anak pertama dari alm. mutawif saya waktu naik haji tahun 2008. Hari itu, dia dan mamanya datang ke rumah, dan ngomong sama ibu. Ibu bilang, kalau saya terserah anaknya karena nanti dia yang jalanin. Mantap kan jawabannya? Anak ini baru lulus S1, umur 23 tahun, belum bekerja, tidak punya usaha, punya adik tujuh, yang paling kecil umur 6 tahun. Alay booo! Nanti kalau dia ngajak nonton Inbox di CBD Ciledug, gimana? Nanti kalau ada acara kantor atau undangan terus saya ajak dia, apa dia bisa ngobrol sama ibu-ibu dan bapak-bapak teman-teman saya? Saya tidak perlu waktu lama untuk bilang tidak ke dia.
Intinya, sederhana. Saya pengen laki-laki yang gak malu-maluin kalo diajak kondangan. Jadi, ada yang punya kenalan yang bisa dikenalkan ke saya? Siapa tau kita berjodoh. Hahaha boleh dong, namanya usaha! Oh iya, satu lagi... ibu saya bilang, nanti jangan lupa bikin pre-nup yah sebelum kawin! hahahaha
Pernah sekali, saya ikut sessi Akademi Berbagi dengan tema Financial Planning. Waktunya acaranya diadain di AFC (Aidil Akbar Financial Check-up), dan saya merasa beruntung bisa ikut acara itu. Karena Akademi Berbagi ini limited seat, sedangkan peminatnya banyak!
Disebut Akademi Berbagi, karena di sana kita belajar sambil sharing. Berbagi karena yang duluan tau membagi ilmunya secara cuma-cuma buat yang belum tau. Yes, cuma-cuma alias GRATIS! Eh bayar ding, 20 ribu sajah buat ganti makan malam paket nasi-ayam-perkedel-teh kotak.
Kalau lihat website Akademi Berbagi, bakal tau deh..siapa-siapa aja pengisinya, bidangnya apa, dan acara di mana... Yang ngisi acara juga bukan orang orang sembarangan. Mereka betul-betul ahli dan profesional di bidangnya.Saya selalu kagum pada orang-orang seperti mereka. Mereka semangat berbagi ilmu, tanpa takut ilmunya akan habis, dan tidak melihat acara bagi-bagi ilmu itu sebagai ajang cari duit. Juga gak takut jatuh miskin dengan gratis membagi ilmunya.
Saya ingin seperti mereka. Saya merasakan semangat yang sama, yang happy kalau bisa berbagi. Ilmu saya masih dikiiiit, sedikiiiit banget... Saya malu kalau mau bikin-bikin acara seperti itu, saya gak ada apa-apanya...
Eh tapi gapapa juga sih...
Yang ada, yang saya punya, walau masih sedikit, akan saya bagi. Insya Allah...
Tiba-tiba keinginan untuk dilasik begitu kuat! Bukannya gak pernah mikirin soal lasik yah... tapi aneh aja, kenapa hari ini ada adrenalin rush begitu kuat, mendorong saya untuk tanya-tanya soal lasik ke JEC.. hihihi
Kurang lebih dua lima tahun sudah, saya berkaca mata. Awalnya minus satu, sekarang minus 4.5. Penurunan ini tidak terlalu banyak yah, dilihat dari waktunya yang panjang. Selama 25 tahun ini, saya juga on-off pakai lensa kontak. Memang sih, pakai kaca mata membuat saya terlihat lebih smart *prooootttt*, tapi rempong juga ya booo.. tiap kali ingin olah raga, saya kudu pake lensa kontak... Mau ke undangan juga begitu... Yang lebih rempong dan menyiksa kantong, saya bisa gonta ganti gagang kacamata sampai tiga kali dalam setahun, karena saya ceroboh... Sering, gagang kaca mata keinjak.. dipakai tidur terus ketindihan... dan pernah juga kelindas mobil hahahaha
Adalah mama Ira, yang jadi motivator saya buat pikirin rencana lasik ini. Dia sendiri sudah menjalankan prosedur itu kurang lebih dua tahun lalu, dan semua aman.
Jadi, starting today... i'm seriously thinking about lasik for my eyes. Mudah2an dikuatkan dan dimantapkan, Amin!!
Hari ini, hari terakhir bulan Maret. Gajian udah, pajak udah, investasi udah, zakat apalagi.. pasti udah dong. Alhamdulillah!
Now, i want to share what happened in March 2011. March has been a wonderful month for me. Not because it's the month of CIP bonus (Alhamdulillah lagi, sujud syukur berulang kali for a very nice bonus), but because i met one of my 2011 milestone. Hmmm not completely achieved thou but at least i've started the process. March was also the month of 'pain' hahaha.. why? I tell you in a minute.
It's started with Discovery Scuba Diving on March 5th. Become a certified scuba diver is one of my 2011 resolution. So i join this so called introduction to scuba diving session. Hosted by mba Itha Seal and Mas Sarwo, this was a session to learn how to use scuba equipment in shallow water. There was nothing like breathing underwater for the very first time. It took a little getting used to.. but after a few minutes of wonder, I found how easy it was. It was all fun! Mas Sarwo and Mas Dino were good and nice and well trained and experienced instructors. The food was good --saya minta tambah nasi padahal awalnya saya bilang:"waks, banyak amet nasinya!" Despite the difficulty I found when doing mask clearing, I can not wait for my next adventure coming in May (insya Allah): Open Water Diver certification course. Yay!!
I found the sum insured (Uang Pertanggungan) of my current life insurance was pretty low in January -premi yang 5 tahun sudah selesai bayar. Yes, I am single, pretty, smart, happy and wealthy (hush....!!), but still i'm a bread winner of my family (me and ibu). A single person like me doesnt usually have a life insurance unless they are bread winner. That was one reason i bought life insurance polis, and the other reason is because i really love Ibu... If my time comes earlier than her (who knows!) I will make sure she can continue her life properly. So I decided to open one polis with higher uang pertanggungan (berbahagialah ahli waris saya! hahaha), and it was approved mid March. Alhamdulillah.. This was followed by unit link close out. This part is not final yet. I found it took longer for closing than opening Yah, biasalah itu, buka cepet tutup lama. I have anticipated before, but again.. still surprise me why CS and my agent didnt return my email/sms. People may ask why i want to close unit link and my answer is simple. I didnt find it fit for my purpose. For me, i'd better split and have different account for investment and insurance, and optimize (or maximize!) them both.
What painful in March? My good friend, Sylvia, resigned from office March 18th, and will move to Aussie for good. Good news is she has found a wonderful man, they will tie the knot soon. Congratulation!
Also, it was painful to me, saying goodbye to Ibu who travel to Mekkah and Madina for umrah (again!) by herself last Thursday. Errr, gak sendirian sih... There are good friends with her. I cried a lot when she left because i cant go with her. Ngiri!! My schedule didnt allow me to leave in March.
I received first draft interior design for Puri on Monday, March 28th. I gave many feedback to my designer, still need more review and redesign. Uuuh, i can't wait for its realization. This picture below is a hint!
How about my 2011 cooking and baking project? It went quite well, with total 10 dishes year-to-date vs. 40 dishes annually.
Alhamdulillah. Thank you, Allah. For giving me a healthy, mind-body-and soul.
PaUl alias Pasar Ular... dua minggu berturut-turut saya ke sana. Yang pertama, memang belanja untuk keperluan pribadi bersama mba Ine, setelah beliau membaca wishlist bulan Maret saya. Dan yang kedua, menemani mba Inge, saya juga belanja beberapa barang yang lupa dibeli minggu sebelumnya.
Waktu mengisi rumah baru, barang-barang besar seperti tempat tidur, sofa, TV, meja makan, kulkas, dispenser, kompor, piring sendok garpu gelas, saya beli sejak awal.
Sedangkan barang yang kecil-kecil, saya beli pelan-pelan. Nah barang kecil2 ini saya beli di PaUl. Apalagi sejak ada jalan tol baru dari Kembangan yang bisa langsung ke Tanjung Priok, saya makin doyan ke sana. Berangkat jam 8:30 pagi dari rumah ibu di Ciledug, belum jam 12 siang saya sudah di rumah ibu lagi. Enak!
Di PaUl, Toko LEO jadi favorit saya. Tokonya kecil, sesak, tapi isinya macam-macam. Harga di sana juga OK banget... bisa diskon 30-35% dari price list resmi. Untuk barang elektronik, garansinya dari distributor. Mantap!
Pokoknya, kalau gak inget kantong bisa jebol + tempat penyimpanan yang terbatas, belanja di PaUl itu..bikin kalap dan nagih. Makanya, kalau ke sana lebih baik bawa uang cash, karena kalau bawa kartu debit tetap bisa dipakai. Kartu kredit juga bisa sih, tapi saya gak mau soalnya ada charga 3%... huhuhu
Ini foto oven listrik yang kemarin saya beli di LEO. Merk OXONE, type 898BR. Di pricelist Rp990ribu, di SOGO PS lagi diskon 15% jadi Rp 841ribu, dan di LEO Rp700ribu. Cakep!
Nah, ini foto-foto keadaan toko LEO. Coba deh, lihat.. pinggan2 tahan panas, wajan, alat dapur... Apa gak bikin mupeng? wkwkwkwkw Kabarin yah, kalo ada yang pengen kesana... Saya temenin! *kedip-kedip ke Irma*
Sabtu 18 Mar lalu, selain oven listrik saya beli... hmmmm rice cooker mini, pinggan aneka ukuran, dan pisau (lagi).
Terus, Sabtu 26 Mar, saya beli...emergency light, whisk, timbangan digital, dan parutan keju.
Jauuuh, sebelumnya.. saya bela beli panci dan wajan Maxim aneka bentuk dan ukuran di PaUl juga. Sumpah, irit banget. Jadi siapa lagi selain saya yang suka ke PaUl...? *cari temen*
Postingan iseng, akibat hidung mampet, flu berat.. gak enak makan gak enak tidur apalagi kerja.. mending menghayal dulu...
Saya pengen:
Ke Bandung lagi secepatnya, supaya bisa makan kolak di Cafe Bali sampe puas, juga sarapan yamien asin di Kingsley.. Satu mangkok sendiri, gak mau sharing! *rakusss*
Cari disainer interior yang mau dibayar maximal 1 juta rupiah buat di Puri (LT/LB: 200/253)
Beli oven listrik OXONE & mixer Kitchen Aid (KA) buat di Puri, supaya klo mau baking saya gak perlu ke rumah Ibu di Ciledug... *saya gak tega ngangkut mixer KA lama saya dari rumah Ibu*
Berenang sering sering *lagi seneng berenang, pernah tiba2 malam hari saya kebangun karena pengen berenang* --> akibatnya, saya sering tanya ke Ira, apa suaminya ada di rumah atau tidak.. klo gak ada, saya langsung ngacir ke rumahnya
Saya lagi senang pakai gelang yang ukurannya rada besar (lebar) atau biasa disebut bangle. Nah, waktu ke Banjarmasin dan singgah di Martapura minggu lalu, saya dan ibu beli gelang warna warni... Beberapa biji buat koleksi... Harganya murah, 35 ribu aja. Pejualnya bilang, itu batu betulan... walaupun kami tau, itu terbuat dari resin.
Tapiiiii... barusan lihat gelang itu satunya dijual 179 ribu di Metro PS, dan harga tersebut sudah harga diskon 30%... Ampuuuun!!! Nyeseeeellll, gak beli lebih banyak.. huhuhuhu
Begini lho penampakan gelang yang saya pakai hari ini.. Cakep kan?